JAKARTA, beritapalu.ID | Save the Children Indonesia menggelar pertunjukan imersif bertajuk “Aku, Kamu, Kita adalah Bumi” sebagai wadah bagi anak-anak untuk menyuarakan dampak krisis iklim dan mendorong partisipasi anak dalam perumusan solusi iklim di Indonesia.
Acara dihadiri lebih dari 1.000 orang termasuk anak-anak, dengan menghadirkan lebih dari 15 bazar eco-friendly serta pertunjukan dalam tiga sesi. Pertunjukan berkolaborasi dengan Purwacaraka Music Studio dan Saung Angklung Udjo.
CEO Save the Children Indonesia, Dessy Kurwiany Ukar, mengatakan krisis iklim bukan isu masa depan, tetapi krisis saat ini yang dirasakan anak-anak.
“Anak-anak merasakannya hari ini; rumah mereka terkena banjir, sekolah terganggu, kesehatan terancam. Anak-anak tidak hanya ingin didengar tetapi siap menjadi pelopor dalam aksi iklim. Kita sebagai orang dewasa punya tanggung jawab untuk memastikan suara mereka diterjemahkan menjadi kebijakan dan aksi nyata,” katanya.
Riset global Save the Children tahun 2025 berjudul Born Into the Climate Crisis 2 mengungkapkan hampir semua anak yang lahir sejak 2020 akan mengalami lebih banyak gelombang panas, banjir, kekeringan, kebakaran hutan, dan kegagalan panen dibandingkan generasi kakek-nenek mereka.
Riset Save the Children Indonesia tahun 2025 menunjukkan anak perempuan menanggung beban ganda akibat krisis iklim baik di kota maupun di desa. Di Jakarta Timur, banjir berulang dan panas ekstrem memperberat beban domestik yang kerap diberikan kepada anak perempuan seperti memasak, mengambil air, mengasuh adik, hingga membersihkan rumah pascabencana.
Di Kupang, NTT, kekeringan dan kelangkaan air membatasi akses mereka pada sanitasi aman dan kesehatan reproduksi, serta meningkatkan risiko keselamatan saat harus berjalan jauh mengambil air.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Pratikno, mengajak anak-anak menjadi pahlawan bagi bumi.
“Jadilah pahlawan untuk bumi dengan cara jadi detektif sampah, jadilah pasukan anti plastik kurangi penggunaan plastik, jadilah penjaga air dengan berhemat dalam penggunaan air. Setiap tetes air sangat berharga,” katanya.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Arifah Fauzi, mengatakan anak mengisi sepertiga penduduk Indonesia dan penting untuk memastikan suara anak lebih bermakna.
“Di pundak mereka lah kepemimpinan bangsa ini akan dilanjutkan. Anak-anak adalah pewaris bumi di masa depan. Maka itu, penting untuk kita dapat terus berkolaborasi agar suara anak dan keterlibatan anak lebih bermakna,” ujarnya.
Kampanye Aksi Generasi Iklim merupakan kampanye nasional Save the Children Indonesia yang telah dilaksanakan sejak 2022. Kampanye ini diinisiasi dan dipimpin oleh anak dan orang muda dengan tujuan memastikan anak-anak serta keluarga yang paling terdampak krisis iklim dapat mengatasi kesulitan dan beradaptasi.
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya