PALU, beritapalu.ID | Relawan Orang dan Alam (ROA) bersama UPT Tahura Sulteng menggelar penanaman pohon serentak di empat titik berbeda dalam rangka memperingati Hari Menanam Pohon Indonesia yang jatuh pada 28 November 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan di Tahura Kapopo, Ngatabaru dan Loru Sigi, Poboya dan Kawatuna di Kota Palu, serta Desa Oncone Raya Parigi.
Terdapat 1.300 bibit pohon yang terdiri dari 600 cendana, 200 kopi, dan 500 mangrove yang disebar di empat lokasi penanaman. Kegiatan hari menanam pohon ini menjadi bukti nyata sinergi lintas wilayah dalam menjaga kelestarian hutan dan memperkuat aksi menghadapi krisis iklim.
Di Kawasan Wisata Taman Hutan Raya (Tahura) Kapopo, Desa Ngata Baru, Kecamatan Sigi Biromaru, sebanyak 65 peserta dari instansi pemerintah, akademisi, komunitas, serta kelompok masyarakat hadir melakukan penanaman.
Sementara itu, di Oncone Raya Parigi, jenis tanaman yang dipilih untuk aksi penanaman adalah mangrove, mengingat lokasinya berada di bibir pantai dan membutuhkan vegetasi pesisir yang mampu memperkuat ekosistem laut dan mencegah abrasi.
Gerakan Berkelanjutan Hadapi Pemanasan Global
Koordinator kegiatan, Urib, menegaskan bahwa penanaman pohon secara serentak di empat wilayah ini merupakan langkah kolaboratif untuk menghadapi pemanasan global.
“Ini adalah gerakan berkelanjutan yang melibatkan semua pihak. Kesadaran lingkungan tidak akan tumbuh tanpa aksi nyata,” ujarnya.
Kepala UPTD Tahura Sulteng, Edy Sitorus, menekankan bahwa bibit yang ditanam memiliki nilai ekologis penting untuk memperkuat keberlanjutan hutan di Sulawesi Tengah. Ia juga mengajak masyarakat untuk merawatnya dan mengharapkan tumbuh kesadaran kolektif tentang pentingnya menjaga hutan dalam menghadapi krisis iklim.
“Menjaga hutan berarti menjaga stabilitas iklim dan kualitas udara untuk generasi mendatang,” tuturnya.
Edy menambahkan bahwa pohon-pohon yang ditanam hari ini bukan hanya sekadar tanaman, tetapi merupakan investasi ekologis bagi masa depan. Lewat aksi penanaman, ia juga mengharapkan peserta dapat memperoleh pengetahuan tentang pohon endemik Sulteng.
“Pohon-pohon yang kita tanam bukan hanya sekadar tanaman, tetapi merupakan investasi ekologis bagi masa depan. Lewat aksi penanaman ini, saya berharap para peserta juga memperoleh pengetahuan tentang pohon-pohon endemik Sulawesi Tengah, seperti kayu amara dari Toli-Toli dan kayu linggua dari Buol,” ujar Edy.
Kegiatan ini diinisiasi oleh Relawan untuk Orang dan Alam (ROA) dan didukung oleh Yayasan KEHATI melalui program Solusi Pengelolaan Lanskap Darat dan Laut Terpadu di Indonesia (SOLUSI), sebuah inisiatif hasil kerja sama antara BAPPENAS dan Pemerintah Jerman (BMUV).
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya