LUWU TIMUR, beritapalu.ID | Hasil pengujian independen terhadap dampak kebocoran pipa minyak PT Vale Indonesia Tbk di Desa Lioka, Kecamatan Towuti, Luwu TImur menunjukkan kualitas air dan udara di lokasi kejadian masih dalam batas aman.
Pengujian dilakukan oleh Disaster Risk Reduction Center Universitas Indonesia (DRRC UI) dan Dinas Lingkungan Hidup Luwu Timur yang bekerja sama dengan PT Global Environment Laboratory (GEL) pada 30 Agustus 2025.
Hasil Pengujian Air dan Udara
Kualitas Air: Sampel air diambil di Danau Towuti sekitar 1 kilometer dari muara Sungai Timampu. Hasil uji parameter fisika, kimia, dan mikrobiologi memenuhi baku mutu kelas 2 sesuai PP No. 22/2021, yang berarti air layak untuk rekreasi, budidaya ikan air tawar, peternakan, dan pengairan pertanian.
Kualitas Udara: Sampel udara diambil di Dusun Molindoe, Desa Lioka. Parameter SO₂, O₃, dan NO₂ berada di bawah ambang batas baku mutu udara ambien nasional, menunjukkan kualitas udara aman dan tidak menimbulkan risiko kesehatan.
Proses pengambilan sampel dilakukan secara terbuka dengan disaksikan masyarakat desa, dicatat waktu dan koordinatnya, serta disegel sesuai standar sebelum diuji di laboratorium resmi.
Respons Stakeholder
Ketua DRRC UI Prof. Fatma Lestari menegaskan hasil uji sahih dan kredibel dengan standar ilmiah ketat. “Hasil menunjukkan air aman, namun pemantauan rutin, transparansi data, dan pelibatan masyarakat tetap menjadi kunci,” jelasnya.
Direktur dan Chief of Sustainability & Corporate Affairs Officer PT Vale Indonesia Budiawansyah menyatakan perusahaan tetap berkomitmen melanjutkan pemulihan meski hasil uji menunjukkan kondisi aman.
“Tugas kami belum selesai. PT Vale tetap berkomitmen melanjutkan pemulihan, memperbaiki infrastruktur desa, dan menyalurkan bantuan sesuai kebutuhan warga,” ungkapnya.
Bupati Luwu Timur Irwan Bachri Syam menegaskan hasil uji sebagai kabar baik dan bukti transparansi. “Masyarakat Towuti dapat tenang karena air dinyatakan aman. Namun pemerintah bersama para ahli dan PT Vale akan tetap melakukan pemantauan rutin,” ujarnya.
Status Penanganan
Hingga hari ke-22 sejak kejadian, tercatat 206 aduan resmi dari enam desa terdampak telah diverifikasi dan ditindaklanjuti, mulai dari layanan kesehatan hingga bantuan penghidupan. Pemerintah bersama PT Vale juga memperbaiki fasilitas publik seperti pegangan jembatan dan saluran irigasi.
Masa tanggap darurat telah berakhir pada 12 September 2025. Pemerintah daerah dan PT Vale kini memasuki tahap transisi pemulihan dengan fokus pada bantuan berkelanjutan, pemantauan kualitas lingkungan bersama tim independen, serta penguatan fasilitas desa. (afd/*)