beritapalu.id
Monday, 8 Dec 2025
🌐 Network
pojokPALU pojokPALU pojokSIGI pojokSIGI pojokPOSO pojokPOSO pojokDONGGALA pojokDONGGALA pojokSULTENG pojokSULTENG bisnisSULTENG bisnisSULTENG bmzIMAGES bmzIMAGES rindang.ID rindang.ID
Subscribe
beritapalu.ID
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
  • 🌐
  • Hukum-Kriminal
  • Seni-Budaya
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Religi
  • Style
  • Region
  • Militer
  • Opini
  • Travel
  • Visual
  • Komunitas
📂 Lainnya ▼
Indeks Feature Advertorial Liputan Khusus
beritapalu.IDberitapalu.ID
Search
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
HeadlineInternasional

Tom Fletcher: Bacalah Ini dengan Hati yang Terluka

Published: 23 August, 2025
Share
Sejumlah warga Palestina berusaha mendapatkan makanan. (©Mohammed Salem/Reuters)
Sejumlah warga Palestina berusaha mendapatkan makanan. (©Mohammed Salem/Reuters)
SHARE
Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Flitcehr memberikan pernyataan pers di Jenewa, Jumat (22/8/2025). (©UN)
Wakil Sekretaris Jenderal untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat PBB, Tom Flitcehr memberikan pernyataan pers di Jenewa, Jumat (22/8/2025). (©UN)

JENEWA, beritapalu.ID | Dalam sebuah pernyataan yang mengguncang hati nurani dunia, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan dan Koordinator Bantuan Darurat, Tom Fletcher, menyampaikan seruan mendesak: “Kelaparan kronis di Gaza harus mendorong dunia untuk bertindak—sekarang.”

Berdiri di depan para jurnalis dan pekerja kemanusiaan di Jenewa, Fletcher membuka jumpa pers dengan suara yang bergetar, tetapi tegas. Ia meminta semua orang membaca laporan terbaru dari Integrated Food Security Phase Classification (IPC) bukan sebagai kumpulan angka, tapi sebagai daftar nama, kisah, dan nyawa yang sedang sekarat.

“Bacalah laporan ini dari awal sampai akhir. Bacalah dengan duka. Bacalah dengan kemarahan. Karena ini bukan sekadar data—ini adalah kehidupan manusia yang dihancurkan oleh kelaparan yang bisa dicegah.”

Kelaparan yang Bisa Dicegah, Tapi Dibiarkan Terjadi

Fletcher menggambarkan Gaza sebagai wilayah di mana kelaparan terjadi hanya ratusan meter dari gudang makanan, di tengah tanah yang subur, namun terhalang oleh hambatan sistematis. Makanan menumpuk di perbatasan, sementara anak-anak menangis karena perut kosong. Truk bantuan terparkir berhari-hari, sementara ibu-ibu memilih anak mana yang bisa diberi makan hari itu.

“Ini bukan bencana alam. Ini adalah kelaparan yang direkayasa. Kelaparan yang dipromosikan secara terbuka oleh sebagian pemimpin sebagai alat perang. Dan ini terjadi di abad ke-21—di bawah pengawasan drone, kamera, dan teknologi canggih yang seharusnya melindungi manusia, bukan membiarkan mereka mati kelaparan.”

Ia menekankan: ini bukan hanya kelaparan di Gaza. Ini kelaparan dunia. Dunia yang diam. Dunia yang memilih tidak melihat. Dunia yang membiarkan satu-satunya media yang tersisa di Gaza—suara rakyatnya sendiri—dihapus, dilarang, atau dihalangi.

“Kami memperingatkan ini berulang kali. Tapi media internasional tidak diizinkan masuk. Anda tidak bisa melihat wajah-wajah yang terluka, mendengar tangisan bayi yang lemah, merasakan genggaman tangan seorang kakek yang memohon makanan. Mereka tidak butuh membaca laporan. Mereka hidup di dalamnya—setiap detik, setiap hari, selama berbulan-bulan.”

“Cukup. Biarkan Kami Masuk.”

Dengan suara yang penuh desakan, Fletcher mengarahkan pesannya langsung kepada Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan semua pihak yang memiliki pengaruh:

“Cukup. Gencatan senjata sekarang. Buka semua perbatasan—utara dan selatan. Biarkan makanan, obat, air bersih, dan bantuan masuk tanpa hambatan. Sudah terlambat bagi begitu banyak orang. Tapi belum terlambat bagi semua. Biarkan kami menyelamatkan yang masih bisa diselamatkan. Demi kemanusiaan, biarkan kami masuk.”

“Ini Momen Malu bagi Kita Semua”

Dalam sesi tanya jawab, Fletcher menyebut situasi ini sebagai “momen rasa malu kolektif” bagi komunitas internasional.

“Kita semua harus bercermin. Apakah kita bisa melakukan lebih? Haruskah kita bersuara lebih keras? Kita menyaksikan ini terjadi, tapi dari jauh. Kita membaca laporan, tapi tidak merasakan lapar itu. Padahal, di balik angka-angka itu, ada Iman yang berusia 6 tahun, yang tidak makan selama tiga hari. Ada Fatima, yang menjual perhiasan neneknya demi sepotong roti. Ada ayah yang menangis karena tidak bisa memberi anaknya susu.”

Ia juga menyampaikan harapan: bahwa bukan semua warga Israel mendukung kelaparan ini. Bahkan dari dalam kibbutz yang menjadi korban serangan 7 Oktober, ada suara-suara yang meminta agar makanan masuk ke Gaza.

“Saya bicara dengan penyintas di Nir Oz. Mereka berkata: ‘Kami ingin perdamaian. Kami ingin kemanusiaan. Kami ingin makanan itu masuk.’ Mereka tidak ingin balas dendam yang melahap anak-anak tak bersalah. Dengarkan suara mereka juga.”

Dunia Tahu Caranya. Tapi Izin Tidak Diberikan.

Fletcher menegaskan bahwa PBB dan mitra kemanusiaan lainnya tahu cara menghentikan kelaparan ini. Sistem distribusi pernah bekerja—saat gencatan senjata awal tahun ini, 700 truk bantuan masuk setiap hari. Jaringan logistik siap. Tim lapangan siap. Tapi akses ditolak.

“Kami tidak butuh pelajaran. Kami butuh izin. Kami tidak butuh debat. Kami butuh jalan terbuka. Kami bisa menghentikan ini dalam hitungan minggu—jika dibiarkan bekerja.”

Ia juga menyampaikan keprihatinan atas pembatasan terhadap LSM kemanusiaan, yang kini dihalangi, diintimidasi, bahkan dituduh tanpa dasar. Lebih dari 100 organisasi telah menandatangani surat bersama, meminta agar hambatan dihapus.

“Akses bukan hanya untuk PBB. Ini untuk seluruh gerakan kemanusiaan. Kami butuh mereka kembali—di lapangan, menyelamatkan nyawa.”

Dan Sekarang, Apa yang Akan Kita Lakukan?

Pernyataan Fletcher ditutup dengan pertanyaan yang menggema:

“Kelaparan ini akan menghantui kita semua. Bukan karena kita tidak tahu. Tapi karena kita tahu—dan tetap diam. Ia akan bertanya pada kita: ‘Apa yang sudah kau lakukan?’ Dan suatu hari, kita harus menjawabnya.”

Seruannya jelas:
Cukup dengan kata-kata. Cukup dengan diam.
Sekarang, saatnya bertindak.

Untuk Gaza.
Untuk martabat manusia.
Untuk kemanusiaan yang belum sepenuhnya mati.

 

Editor: beritapalu

TAGGED:gazaisraelkelaparankemanusiaanpalestinapbbtom fletcher
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Email Copy Link
Previous Article Sejumlah tokoh Poboya diterima Wali Kota Palu di ruang kerjanya, Jumat (22/8/2025). (©beritasulteng.id) Wali Kota Palu Janji Fasilitasi Aspirasi Masyarakat Poboya soal Tambang
Next Article Foto bersama usai kegiatan puncak Bulan Literasi Keuangan oleh OJK Sulteng di Auditorium UIN Datikarama Palu, Kamis (21/8/2025). (©OJK Sulteng) Buka 500 Rekening Simpel, OJK Tutup Bulan Literasi Keuangan 2025

Berita Terbaru

Penyerahan bantuan PT Vale Indonesia "ESDM SIaga" bagi korban bencana di Sumatera. (©Vale Indonesia)
Nasional

PT Vale Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana Alam di Sumatra

8 December, 2025
Kakanwil Kemenkum Sulteng, Rakhmat Dinaldy (kiri) saat diterima Gubernur SUlteng, Anwar Hafid di ruang kerjanya. (©Humas Kanwil Kemenkum Sulteng)
Hukum-Kriminal

Sulteng Capai 100 Persen Posbankum di Seluruh Desa dan Kelurahan

8 December, 2025
Tim NOD saat memamerkan teknologi kapsul Indonesia di Swiss Coffee Festival 2025. (©JumpSTart Indonesia)
Bisnis

Minuman Herbal Nusantara Curi Perhatian di Swiss Coffee Festival 2025

8 December, 2025
Ilustrasi
Uncategorized

Dinilai Tidak Transparan, AJI Tolak Anugerah Dewan Pers 2025

7 December, 2025
Wawali Palu Imelda Lilianan Muhidin (tengah jongkok) pada peluncuran Jamila di Palu, Minggu (7/12/2025). (©Prokopim Setda Kota Palu)
Bisnis

Pemkot Palu Luncurkan Program Jamila, Jual Cabai dan Tomat Murah

7 December, 2025

Berita Populer

Foto

10 Pemuda Cetuskan Kawasan Wisata Alam Buntiede di Desa Padende

25 October, 2021

Pelaku Pembunuhan di Taman Ria Akhirnya Ditangkap Polisi

28 July, 2021
Komunitas

Tak Ada Perempuan, Sikola Mombine “Gugat” SK Penetapan Anggota KPID Sulteng

10 January, 2022
Morowali Utara

Perahu Terbalik Dibawa Arus, Seorang Warga masih Dicari

14 December, 2021
Parigi Moutong

Banjir di Sidoan Barat Seret Seorang Warga

3 January, 2022

Logo BeritaPalu.id Akurat dan Terpecaya

Komitmen kami terhadap akurasi, netralitas, keberimbangan, dan penyampaian berita terkini telah membangun kepercayaan dari banyak audiens. Terdepan dengan pembaruan terkini tentang peristiwa, tren, dan dinamika terbaru.
FacebookLike
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow
WhatsAppFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
bmzimages.combmzimages.com

Dapatkan Info Terbaru

Masukkan email Anda untuk mendapatkan pemberitahuan artikel baru

Berita Terkait

Ciptasari Prabawanti, Direktur Yayasan Siklus Sehat Indonesia; Perwakilan UN Women Indonesia sekaligus Liaison untuk ASEAN, Ulziisuren Jamsran; Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan; serta Kepala Perwakilan UNFPA di Indonesia, Hassan Mohtashami, pada UNiTE 2025 Film Screening and Discussion dalam rangka 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. (©UN Woman/Putra Johan)
Komunitas

UNiTE 2025 Film Screening Serukan Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

beritapalu
Rapat Komnas HAM Sulteng membahas PPPK siluman di Pemkot Palu. (©Komnas HAM Sulteng)
Headline

Komnas HAM Sulteng Indikasikan Pelanggaran HAM Serius PPPK Siluman di Pemkot Palu

beritapalu
Warga melintas di area rumah yang terdampak banjir bandang di Desa Aek Garoga, Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara, Senin (1/12/2025). Berdasarkan data dari BPBD Tapanuli Selatan Senin (1/12) diwilayahnya sebanyak 50 orang meninggal dunia dan 46 orang belum ditemukan akibat bencana banjir bandang dan longsor pada Selasa (25/11).ANTARA FOTO/Yudi Manar/YU
Headline

Update: Korban Bencana di Sumatera, 604 Orang Meninggal, 464 Hilang

beritapalu
Sumber: UNDP
Internasional

UNDP: AI Berisiko Perlebar Ketimpangan Antarnegara Jika Tidak Dikelola Baik

beritapalu
beritapalu.ID
Facebook Twitter Youtube Instagram Linkedin

About US

beritapalu.ID adalah situs berita online berbasis di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. UU No.40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik adalah panduan kami. Kecepatan memang penting, tapi akurasi pemberitaan jauh lebih penting. Kami berpihak kepada kebenaran dan kemaslahatan orang banyak dan idak semua berita yang disajikan mewakili pikiran kami. 

Managerial
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Karir
Kebijakan
  • Disclaimer
  • Kode Perilaku
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita

Kunjungi kami di

https://bmzimages.com

© 2025 by beritapalu.ID

PT Beritapalu Media Independen
All Rights Reserved.

Copyright © 2025 beritapalu.ID | Published by PT Beritapalu Media Independen | All Rights Reserved
Halaman
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?