PALU, beritapalu.ID | Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Sulawesi Tengah menggelar Pelatihan dan Pendampingan Kewirausahaan Berbasis Ekonomi Kerakyatan dengan semangat “Dari Narapidana Menjadi Wirausaha” di Aula Lapas Kelas IIA Palu, Rabu (12/11/2025).
Kegiatan selama dua hari (12-13 November 2025) ini diikuti 24 Pembimbing Kemasyarakatan (PK), 3 Asisten PK, dan 10 Petugas Pemasyarakatan di lingkungan Kanwil Ditjenpas Sulteng. Balai Pemasyarakatan dari Manado, Polewali, Gorontalo, dan Banjarmasin juga mengikuti kegiatan melalui Virtual Zoom Meeting.
Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng Bagus Kurniawan mengatakan pelatihan ini menjadi langkah strategis dalam mengubah pola pembinaan pemasyarakatan yang tidak hanya menekankan perubahan perilaku, tetapi juga pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan keterampilan dan jiwa kewirausahaan.
“Kita ingin agar petugas pemasyarakatan tidak hanya menjadi pembina, tetapi juga penggerak ekonomi kerakyatan. Warga binaan harus memiliki keterampilan dan semangat wirausaha saat kembali ke masyarakat,” ujarnya.
Ia menjelaskan pelatihan ini selaras dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan RI yang menekankan pentingnya reintegrasi sosial berbasis ekonomi produktif.
“Para petugas diharapkan mampu membangun jejaring dengan dunia usaha, BUMN, dan lembaga mitra, sehingga dapat menghadirkan program pembinaan yang berorientasi pada kemandirian ekonomi warga binaan,” katanya.
Direktur Pembimbingan Kemasyarakatan Ceno Hersusetiokartiko yang membuka kegiatan secara resmi menyampaikan pelatihan ini adalah wujud nyata komitmen Ditjenpas dalam memperkuat peran PK, APK, dan petugas pemasyarakatan sebagai pelatih, pembimbing, sekaligus pemberdaya warga binaan.
“Melalui kegiatan ini kita tidak hanya membekali petugas dengan pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan, tetapi juga menanamkan semangat kemandirian, produktivitas, serta tanggung jawab sosial kepada para klien yang sedang berproses menuju reintegrasi sosial,” katanya.
Ceno mengatakan pendekatan ekonomi kerakyatan merupakan strategi penting untuk menekan angka residivisme dan menciptakan peluang hidup yang lebih baik bagi warga binaan yang telah menyelesaikan masa pidana.
“Kemandirian ekonomi akan mengembalikan martabat dan rasa percaya diri warga binaan. Kewirausahaan adalah jembatan menuju kehidupan baru yang lebih baik,” ujarnya.
Direktur Utama Bank Sulteng Hj. Ramiyatie menyerahkan dana CSR sebesar Rp75 juta sebagai dukungan terhadap pengembangan kewirausahaan di lingkungan pemasyarakatan.
Bank Sulteng juga memberikan buku tabungan Simpeda kepada perwakilan warga binaan dan klien pemasyarakatan sebagai rekening penerimaan hasil kerja mereka untuk transparansi dan kemandirian finansial.
“Kami siap mendukung penuh program Dari Narapidana menjadi Wirausaha yang berdampak langsung pada kemandirian ekonomi warga binaan. Ini langkah nyata membangun ekosistem inklusif antara dunia perbankan dan pemasyarakatan,” ujarnya.
Kegiatan ini membekali peserta dengan berbagai materi kewirausahaan berbasis ekonomi rakyat yang aplikatif dan berkelanjutan.
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya