PALU, beritapalu.ID | Otoritas Jasa Keuangan Provinsi Sulawesi Tengah (OJK Sulteng) melaporkan kondisi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Sulawesi Tengah pada Juni 2025 tetap stabil dengan kinerja positif, likuiditas memadai, dan profil risiko yang terjaga.
Pertumbuhan positif tercatat di seluruh sektor, meliputi industri perbankan, industri keuangan non-bank (IKNB), dan pasar modal seiring program edukasi, inklusi keuangan, serta perlindungan konsumen yang berkelanjutan.
Kinerja perbankan syariah mencatat pertumbuhan signifikan dengan total aset mencapai Rp3,78 triliun, naik 16,67 persen year-on-year (yoy). Pembiayaan syariah tumbuh 16,78 persen (yoy) menjadi Rp3,34 triliun, sementara penghimpunan dana pihak ketiga meningkat 4,13 persen (yoy) menjadi Rp2,27 triliun.
Penyaluran kredit kepada UMKM per 30 Juni 2025 mencapai Rp18,06 triliun atau tumbuh 8,08 persen (yoy). Namun, kualitas aset relatif memburuk dengan rasio NPL 3,18 persen, meningkat dibandingkan Juni 2024 yang tercatat 2,16 persen.
Lembaga Jasa Keuangan Non Bank pada April 2025 menunjukkan kinerja positif. Perusahaan pembiayaan tumbuh dengan penyaluran pembiayaan Rp7,39 triliun, naik 15,48 persen (yoy) dengan NPF terjaga di 1,85 persen.
Sektor dana pensiun juga bertumbuh positif dengan total aset naik 7,36 persen (yoy) menjadi Rp106,32 miliar dan total investasi meningkat 8,06 persen menjadi Rp103,88 miliar.
Outstanding pinjaman peer-to-peer lending mencapai Rp558,10 miliar, meningkat 58,61 persen (yoy) dengan 167.552 rekening penerima aktif. Tingkat wanprestasi atau TWP90 berada pada 1,69 persen.
Di sektor pasar modal, jumlah investor terus meningkat dengan 165.499 rekening investasi pada Juni 2025, tumbuh 32,52 persen (yoy). Rekening reksadana masih mendominasi dengan 125.323 rekening atau 75,72 persen dari total rekening investasi. (afd/*)