Zagy Berian Jadi Penasihat Muda Sekjen PBB untuk Perubahan Iklim

JAKARTA, beritapalu.ID | Sociopreneur Indonesia Zagy Berian mencatat sejarah dengan menjadi anggota Youth Advisory Group on Climate Change Sekretaris Jenderal PBB António Guterres. Dia merupakan satu-satunya wakil dari Asia Tenggara di antara 14 penasihat muda yang terpilih.

Pengumuman ini bertepatan dengan Hari Internasional Pemuda dan hadir di momen krusial aksi iklim dunia. Tahun 2025 menandai peringatan 10 tahun Paris Agreement sekaligus batas waktu bagi semua negara untuk menyiapkan rencana aksi iklim nasional (NDC) yang selaras dengan target 1,5°C.

Melihat tren global yang mengkhawatirkan terkait penyempitan ruang gerak sipil dan keterbatasan pendanaan yang mengancam aktivis muda, Sekjen PBB memutuskan memperluas jumlah anggota kelompok penasihat dari 7 menjadi 14 orang.

BACA JUGA:  DEN dan UNDP Jalin Kemitraan Strategis Percepat Transformasi Digital Indonesia

“Advokasi tanpa kenal takut dari anak muda telah menjadi pendorong utama dalam perjuangan melawan krisis iklim. Kepada anak muda di seluruh dunia, jangan menyerah!” kata Sekretaris Jenderal António Guterres.

Asia Tenggara termasuk kawasan yang paling rentan terhadap risiko iklim, mulai dari kenaikan permukaan laut yang mengancam komunitas pesisir hingga cuaca ekstrem yang mengganggu sistem pangan dan mata pencaharian. Sebagai wakil kawasan ini, Zagy membawa pengalaman lokal dan keterlibatan internasional ke dalam kelompok tersebut.

Zagy adalah pemimpin sosial di bidang lingkungan keberlanjutan yang fokus memberdayakan pemuda. Sebagai pendiri Society of Renewable Energy (SRE), dia telah menginspirasi dan menggerakkan jaringan luas pemuda di seluruh Indonesia.

BACA JUGA:  Koalisi EoF Apresiasi Menteri LHK atas Penolakan Sawit Jadi Tanaman Hutan

Di tingkat regional, dia menjabat sebagai Regional Facilitator untuk Youth Climate Justice Fund di Asia Selatan, mendukung gerakan keadilan iklim berbasis pemuda di tingkat akar rumput.

Secara internasional, kontribusinya mencakup:

Strategi keterlibatan pemuda G20 Energy Transition Working Group bersama Kementerian ESDM RI

B20 Task Force on Energy, Sustainability, and Climate

Chief di Southeast Asia Youth Forum on Energy di bawah ASEAN

Salah satu inisiatif penting yang dijalankan Zagy adalah program edukasi dan kesadaran energi terbarukan di Pati, Jawa Tengah. Program ini bekerja sama dengan petani setempat untuk mengintegrasikan solusi energi bersih dalam praktik pertanian berkelanjutan.

“Bagi saya, ini berarti mendorong aksi iklim yang luar biasa melalui kolaborasi, sambil memastikan setiap suara didengar dalam membentuk masa depan global yang lebih adil dan berkelanjutan,” kata Zagy Berian.

BACA JUGA:  Krisis Iklim di Tingkat Tapak Semakin Nyata, Partisipasi Publik Harus Lebih Inklusif

Anggota Youth Advisory Group lainnya berasal dari berbagai benua: Angela Busheska (Makedonia Utara), Ashley Lashley (Barbados), Axel Eriksson (Swedia), Charitie Ropati (Amerika Serikat), Farzana Faruk Jhumu (Bangladesh), Jabri Ibrahim (Kenya), Kantuta Diana Conde (Bolivia), Lena Goings (Amerika Serikat), Marcel Bodewig (Jerman), Okalani Mariner (Samoa), Sibusiso Mazomba (Afrika Selatan), Txai Surui (Brasil), dan Zuzanna Borowska (Polandia).

Kelompok ini akan memberikan masukan praktis dan berorientasi hasil kepada Sekjen PBB, serta rekomendasi konkret untuk mempercepat aksi global menghadapi krisis iklim. (bmz/*)

Leave a Comment

Scroll to Top