Gerimis Sore dan Mimpi Baru: Bay Persembahkan “Simpan Saja” untuk Indonesia

PALU, beritapalu | Gerimis sore yang turun perlahan di Lounge 168 House, Jalan Setia Budi, Kota Palu, Kamis (10/7/2025) seperti mengiringi momen bersejarah bagi industri musik Sulawesi Tengah. Di tengah suasana yang romantis itu, Bay—seorang talenta muda asal Palu—meluncurkan single perdananya berjudul “Simpan Saja”, menandai babak baru perjalanan musik di bumi Kaili.
Bukan sekadar peluncuran lagu biasa. Momen ini menjadi titik awal program ambisius yang digagas Kekerabatan Eksositem Musik dan Industri (Kemistri) Sulteng melalui unit khusus bernama Vight Music. Bay, dengan suara yang jernih dan karakteristik pop yang menyentuh, dipilih sebagai prototipe pertama dari program cetak bintang yang telah lama dinanti-nantikan.
Dari Cover ke Karya Original
Perjalanan Bay di dunia musik dimulai pada 2020, ketika ia masih berkutat dengan cover lagu-lagu lokal dan internasional. Kini, lima tahun kemudian, pria asal Palu ini berani melangkah lebih jauh dengan membawakan karya original pertamanya.
“Simpan Saja” bukanlah sekadar lagu pop biasa. Karya cipta Yaya Yellow ini hadir dengan melodi yang indah dan romantis, diproduksi oleh Veki Fischer dengan nuansa yang mampu membawa pendengar larut dalam kesetiaan dan keindahan cinta yang tak tergoyahkan.
Yaya Yellow mengaku memilih Bay sebagai penyanyi karena karakter vokalnya yang sangat sesuai dengan jiwa lagu. “Lagu ini diilhami oleh kondisi kehidupan tentang kesetiaan dan cinta sejati,” ungkap pencipta lagu yang juga meraih pengakuan resmi atas karyanya.
Lirik “Simpan Saja” mengisahkan pergulatan batin seseorang yang dihadapkan pada pilihan sulit antara cinta baru dan kesetiaan pada kekasih lama. Bait-bait seperti “menerima cintamu walau kutahu dirimu melebihi dia” menggambarkan konflik internal yang mendalam, sementara chorus “simpan saja cintamu tak antas untukku hatiku telah memilih diaaaa” menjadi penegasan akhir tentang keputusan yang telah diambil.
Melodi yang dibawakan Bay dengan penuh penghayatan mampu menerjemahkan dilema emosional tersebut. Suaranya yang lembut namun tegas di bagian chorus mencerminkan kepastian hati yang telah memilih, meski dengan rasa sakit yang masih tersisa. Nuansa melankolis yang kental terasa ketika Bay menyanyikan bait “walaupun sempat tergoda hati untuk khianati cinta namun kusadari tak ada cinta seperti dirinya”—sebuah pengakuan jujur tentang kerentanan manusia di hadapan godaan.

Equiwave: Semangat Musik Tengah Indonesia
Adi Tangkilisan, Direktur Vight Music, melihat peluncuran ini sebagai wujud nyata dari rangkaian program yang lahir dari optimisme dan impian masyarakat Sulawesi Tengah. Selama ini, para creator musik dari daerah ini mendambakan apresiasi yang lebih luas sebagai bagian dari peta industri musik Indonesia.
“Tidak ada ambisi berarti tidak ada kemajuan,” tegas Adi Tangkilisan, sambil terus mendorong Bay untuk menumbuhkan ambisinya meraih sukses. Bersama Vight Music, ia mengusung gerakan Equiwave—sebuah semangat untuk musik tengah Indonesia yang berkomitmen mengembangkan talenta-talenta baru dan menghadirkan karya yang relevan.
Vight Music diharapkan menjadi pelopor bagi lahirnya artis-artis penyanyi masa depan di Sulteng, sekaligus menjadi jembatan yang menghubungkan talenta lokal dengan panggung nasional.

Dukungan Resmi dan Perlindungan Hak Cipta
Kehadiran sejumlah pejabat daerah dalam acara peluncuran menunjukkan dukungan serius terhadap perkembangan industri musik lokal. Rahmad Mustafa, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palu, turut hadir memberikan apresiasi.
Moment penting lainnya adalah penyerahan sertifikat kekayaan intelektual kepada Yaya Yellow oleh Aida, Kepala Bidang Kekayaan Intelektual Kemenkumham Sulteng. “Saya merasa bangga karena musisi Sulteng sudah mulai ada kesadaran untuk mendaftarkan hak ciptanya,” ujar Aida.
Kehadiran mantan Bupati Sigi dua periode, Irwan Lapatta, semakin menguatkan dukungan lintas generasi terhadap perkembangan seni dan budaya daerah.
Mengudara Nasional
Peluncuran “Simpan Saja” sekaligus menandai bahwa lagu ini kini sudah bisa didengarkan di seluruh jaringan radio Indonesia dan berbagai platform musik digital. Sebuah pencapaian yang tidak mudah bagi musisi dari daerah.
Acara ditutup dengan pemotongan tumpeng, simbol syukur dan harapan baru. Gerimis yang turun sore itu seolah menjadi berkat bagi perjalanan panjang yang baru saja dimulai—sama seperti air mata yang tertahan dalam lirik “Simpan Saja”, yang meski menyakitkan namun membawa kedamaian bagi hati yang telah memilih.
Bay dan “Simpan Saja” mungkin baru langkah pertama. Namun, langkah ini membawa harapan besar bahwa Sulawesi Tengah tidak hanya kaya akan keindahan alam dan budaya, tetapi juga mampu melahirkan talenta-talenta musik yang bisa bersaing di kancah nasional.
Di tengah hiruk-pikuk industri musik Indonesia, suara Bay dari Palu mulai bergema. “Simpan Saja” menjadi saksi bahwa mimpi besar bisa dimulai dari mana saja, bahkan dari gerimis sore di kota kecil yang penuh impian. Seperti halnya cinta yang diceritakan dalam lagunya—meski harus menyimpan perasaan yang tak terbalas, keindahan tetap bisa lahir dari ketulusan hati yang memilih setia. (bmz)
Lihat juga foto-foto peluncurannya di Instagram:
View this post on Instagram