Kick Off Festival Danau Lindu 2025, Menyatukan Alam, Budaya, dan Konservasi
SIGI, beritapalu | Festival Danau Lindu 2025 siap digelar sebagai wujud nyata pengembangan pariwisata berkelanjutan yang berpijak pada pelestarian budaya dan lingkungan.
Kick off festival yang akan dilaksanakan pada 3-5 Juli 2025 di Kawasan Danau Lindu, Kecamatan Lindu, Kabupaten Sigi ini dilakukan oleh Bupati Sigi, Moh Rizal Intjenae yang dihadiri Wakil Bupati, Sekab Sigi, Kadis Pariwisata dan sejumlah pejabat Pemkab Sigi di Aula Kantor Bupati Sigi, Jumat (12/6/2025).
Berbeda dengan sebelumnya, festival kali ini mengusung konsep “Cultural Conservation Tourism“, yang mengharmoniskan keindahan alam dengan kearifan budaya masyarakat To Lindu.
Ketua Panitia FDL 2025, Heru Mrtanto didampingi Sekretarisnya, Anwar menjelaskan, festival ini bertujuan menggali dan mempromosikan potensi budaya serta alam Danau Lindu sebagai destinasi unggulan yang tidak hanya memberi dampak ekonomi positif, tetapi juga mendorong pelestarian budaya lokal.
“Kami ingin generasi muda semakin sadar akan pentingnya menjaga ekosistem Danau Lindu, yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Lore Lindu,” ungkapnya.
Visi festival adalah menjadikan Danau Lindu sebagai model pariwisata berkelanjutan yang berbasis budaya, alam, dan agrowisata.
Rangkaian Kegiatan
Festival ini berlangsung dari pra-event hingga post-event, dengan puncak acara pada Juli 2025. Beberapa kegiatan utama meliputi: Forum Cultural Conservation Tourism, menghadirkan pakar konservasi dan budaya; Wisata edukasi, mengenalkan keanekaragaman hayati bersama masyarakat sekitar; Atraksi seni dan budaya, dari musik tradisional, karnaval kreativitas Sigi, hingga lomba perahu hias dan dayung tradisional.
Ada pula Pasar produk UMKM dan pasar tradisional, memperkenalkan hasil karya khas masyarakat Lindu; Penanaman pohon, sebagai simbol komitmen pelestarian lingkungan; Camping ground dan eksplorasi alam, mengajak wisatawan menikmati keindahan Danau Lindu secara langsung
Festival ini diproyeksikan meningkatkan peluang usaha dan pendapatan masyarakat lokal, sekaligus memberdayakan pemuda dalam melestarikan warisan budaya. Sinergi antara pemerintah daerah, komunitas seni, pelaku usaha, dan lembaga konservasi diharapkan menciptakan ekosistem kolaboratif yang mendukung keberlanjutan festival.
Festival ini juga menjadi media untuk mendokumentasikan falsafah hidup masyarakat To Lindu, yang kaya akan nilai pelestarian. Falsafah itu antara lain:
“Ginoku Katuwuaku” – Tempat ini adalah kehidupan kami.
“Wanamo Liko Pekatiwuaku” – Hutan adalah lumbung kehidupan kami.
“Uemo Inosa Katuwuaku” – Air adalah nafas kehidupan kami.
“Watu Nono Katuwaku” – Bebatuan adalah dasar kehidupan kami.
“Festival ini bukan sekadar ajang seni dan hiburan, tetapi upaya bersama untuk menjaga warisan yang menjadi identitas kami dan amanah bagi generasi mendatang,” tambah Heru lagi.
Dengan semangat konservasi dan kebersamaan, Festival Danau Lindu 2025 akan menjadi momentum penting dalam memperkuat identitas budaya dan ekologi Sulawesi Tengah.
Ia mengajak seluruh warga, baik yang berada di Kabupaten Sigi sendiri maupun yang berada di sekitarnya untuk mengunjungi festival yang dipastikan berbeda dengan festival-festical yag telah dilaksanakan sebelumnya. (bmz)