PALU, beritapalu.ID | Kanwil Ditjenpas Sulawesi Tengah bekerja sama dengan PT Bank Sulteng dan Bank BRI menggelar Pelatihan Vokasional Kewirausahaan bagi warga binaan dan klien pemasyarakatan di Lapas Kelas IIA Palu, Kamis (20/11/2025).
Pelatihan diikuti 20 peserta, terdiri dari 10 warga binaan dan 10 klien pemasyarakatan. Materi meliputi pengenalan usaha, motivasi kewirausahaan, praktik pembuatan sambal roa, hingga teknik dasar anyaman rotan.
Kepala Kanwil Ditjenpas Sulteng, Bagus Kurniawan, mengatakan pelatihan ini merupakan wujud nyata program “Dari Narapidana Menjadi Wirausaha.”
“Pembinaan kemandirian adalah jembatan bagi warga binaan untuk kembali ke masyarakat dengan identitas baru. Kita ingin mereka keluar bukan sebagai mantan narapidana, tetapi sebagai calon wirausaha yang siap berkompetisi,” kata Bagus.
Bagus menjelaskan, pelatihan bertujuan meningkatkan kompetensi warga binaan dan klien pemasyarakatan agar mampu menjalankan pembimbingan dan pembinaan kemandirian berbasis ekonomi kerakyatan secara efektif dan berkelanjutan.
“Kita harapkan para peserta mampu memberikan keterampilan praktis, baik keterampilan kerja maupun keterampilan hidup yang diperlukan untuk mencari nafkah dan hidup mandiri,” ujarnya.
Bagus menekankan, pelatihan vokasional ini bagian dari implementasi 13 program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, khususnya pemberdayaan warga binaan untuk menghasilkan produk UMKM yang berdaya saing. Pelatihan juga mendukung program “Berani Harmoni” Pemprov Sulteng yang menargetkan penciptaan 20.000 wirausaha baru dalam lima tahun.
PT Bank Sulteng dan Bank BRI menyerahkan buku tabungan BRI Simpedes dan Bank Sulteng kepada 10 peserta. Langkah ini untuk mempersiapkan warga binaan dan klien pemasyarakatan memiliki akses keuangan saat memulai usaha.
Pimpinan Cabang Pembantu BRI Sudirman Palu, Muchtaryo, mengatakan kolaborasi antara lembaga keuangan dan pemasyarakatan menjadi pintu bagi pemberdayaan ekonomi yang lebih luas.
“Program ini bukan hanya soal keterampilan, tetapi soal memulihkan keyakinan bahwa mereka masih punya masa depan. BRI siap mendukung akses permodalan dan literasi keuangan bagi mereka yang benar-benar ingin bangkit,” kata Muchtaryo.
Salah satu peserta pelatihan, F, mengaku pelatihan ini membuka peluang baru yang sebelumnya tidak pernah ia bayangkan.
“Saya tidak pernah berpikir bisa membuat produk kuliner atau kerajinan yang punya nilai jual. Pelatihan ini membuat saya percaya diri kembali. Saya ingin membuktikan bahwa kami bisa berubah,” katanya.
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya