PALU, beritapalu.ID | PT Citra Palu Minerals (CPM) melaksanakan pelatihan pembuatan pupuk organik cair kepada petani di Kelurahan Poboya, Kota Palu, Kamis (2/10/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan yang berfokus pada pengembangan klaster cabai di wilayah operasionalnya.
Pelatihan itu juga merupakan tindak lanjut dari bantuan bibit tanaman cabai sebanyak 10 ribu pohon yang telah diberikan kepada kelompok tani di wilayah itu.
Sebanyak 11 orang petani dari tiga kelompok tani di Poboya terlibat dalam program ini. Para petani sebelumnya telah dikirim CPM untuk mengikuti pelatihan di Kabupaten Sigi, di mana mereka mempelajari 12 materi, termasuk pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dan arang sekam.
“Hari ini mereka mempraktikkan pembuatan POC dan arang sekam. Harapannya, dengan pengetahuan terkait pupuk organik ini bisa mengurangi biaya produksi pertanian karena bahan-bahannya diambil dari alam,” ujar Zulkifli Salingkat, Supervisor CSR PT CPM.
CPM menyerahkan 10.000 bibit cabai jenis sret untuk dikembangkan pada lahan seluas satu hektar sebagai tahap pertama. Pemilihan cabai sebagai komoditas utama didasarkan pada beberapa pertimbangan strategis.
“Cabai ini produk massal, pasarnya ada, konsumsinya ada, dan harganya cukup bagus. Masa hidupnya 1,5 tahun dengan panen bisa seminggu dua kali, sehingga putaran uangnya lebih cepat dan usia produktifnya lebih panjang,” jelas Zulkifli.

Program ini telah diinisiasi sejak April 2025 melalui kolaborasi dengan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dan Dinas Pertanian. Pendampingan dilakukan secara menyeluruh, mulai dari penguatan teknis budidaya di tingkat hulu hingga inisiasi pasar.
Ke depan, CPM menargetkan perluasan lahan klaster cabai hingga 3–5 hektar. Jika tahap pertama berjalan baik, perusahaan berkomitmen melanjutkan pengembangan program ini sebagai upaya mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di area operasionalnya.
Para petani menyambut positif program ini. Bantu, Ketua Kelompok Tani Mitra Tani Poboya yang memiliki lahan cabai seluas satu hektar, menyatakan rasa syukurnya.
“Kami bersyukur CPM mendukung petani. Kami sudah diutus mewakili Kota Palu untuk pelatihan di Sigi. Kami pilih materi cabai, bawang, dan tomat sesuai dengan kondisi daerah kami,” ungkap Bantu.
Meski antusias, petani mengakui ada tantangan yang harus dihadapi, terutama masalah hama yang menjadi kunci keberhasilan budidaya cabai. Untuk itu, mereka berharap ada pengawasan dan pendampingan berkelanjutan dari CPM dan pihak pertanian.
“Kami sudah sampaikan kepada CPM, setelah diserahkan bibit ini, tolong kami diantarkan dan diawasi untuk melihat fisik tanaman kami supaya berhasil,” tambah Bantu.
Pupuk organik yang baru dibuat petani saat ini masih dalam tahap fermentasi selama 40 hari sebelum dapat diaplikasikan. Program pemberdayaan ini diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan petani dengan mata pencaharian yang berkelanjutan. (bmz)