beritapalu.id
Monday, 15 Dec 2025
🌐 Network
pojokPALU pojokPALU pojokSIGI pojokSIGI pojokPOSO pojokPOSO pojokDONGGALA pojokDONGGALA pojokSULTENG pojokSULTENG bisnisSULTENG bisnisSULTENG bmzIMAGES bmzIMAGES rindang.ID rindang.ID
Subscribe
beritapalu.ID
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
  • 🌐
  • Hukum-Kriminal
  • Seni-Budaya
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Religi
  • Style
  • Region
  • Militer
  • Opini
  • Travel
  • Visual
  • Komunitas
📂 Lainnya ▼
Indeks Feature Advertorial Liputan Khusus
beritapalu.IDberitapalu.ID
Search
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Opini

Indonesia dan Inovasi Budaya

Published: 15 December, 2025
Share
Ilustrasi
Ilustrasi
SHARE

Oleh: Muh. Abidzar Qiffary Day *)

Presiden Indonesia Joko Widodo (2014-2024) pernah dalam suatu kesempatan di Surabaya mengatakan bahwa di Indonesia ada 42.000 regulasi mulai dari UU hingga Peraturan Daerah telah ikut menghambat lahirnya temuan baru yang inovatif. Kegelisahan Presiden itu meskipun cerita lama, semestinya harus menjadi catatan kita hari ini. Betapa tidak, akibat terjadinya perubahan yang melesat begitu cepat yang dipengaruhi oleh liberalisme ekonomi serta kemajuan teknologi, kita dituntut segera membenahi banyak hal kaitannya dengan inovasi budaya sehingga kita dapat melangkah dengan cepat dalam merespon pembangunan bangsa di masa depan.

Ketimpangan Inovasi antara Barat dan Nusantara

Masalah inovasi budaya dewasa ini masih menjadi isu sentral oleh berbagai pihak di Indonesia. Isunya adalah perkembangan inovasi budaya di masyarakat tampaknya tumbuh sangat lamban, tidak seiring dengan laju pergerakan ilmu pengetahuan dan teknologi di dunia saat ini. Karena itu kita bangsa Indonesia perlu mengambil langkah strategis sehingga kita dapat melangkah dan mengikuti jejak bangsa-bangsa lain di dunia.

Seperti diketahui dalam sejarah bahwa inovasi budaya yang tumbuh dan berkembang di Eropa sangat dipengaruhi oleh situasi dan kondisi alam di Nusantara. Dari catatan sejarah, pemicu awal penemuan alat transportasi sepeda oleh Baron Karl Von Drais disebabkan oleh akibat letusan gunung Tambora di Sumbawa pada April 1815 sebagai pengganti kereta kuda.

Tentu bisa dipahami mengapa Bangsa Eropa punya budaya inovatif. Mereka merespon akibat bencana dengan usaha yang kreatif menciptakan produk teknologi baru untuk memudahkan hidup mereka. Tanpa itu, mereka akan mengalami kesulitan. Di Nusantara, semua serba mudah, tidak ada kuda mati karena rumput tetap hidup. Matahari tersedia sepanjang tahun. Kuda dan kereta kuda tetap bisa beroperasi. Kebudayaan alam dan iklim yang menguntungkan telah membuat kita hidup nyaman, tidak ada tantangan.

Pada dekade berikutnya orang Eropa membuat temuan baru berupa telegram. Sebab itu, ketika Gunung Krakatau meletus dengan dahsyat pada 1883, kabar peristiwa itu bisa langsung diketahui di Belanda berkat telegram yang dikirim dari Batavia. Orang Eropa rajin meneliti dan membuat temuan inovatif di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Maka lahirlah karya-karya besar berupa algoritma dan produk teknologi. Sebut saja Newton, dia keluar dengan teori gravitasi dan hukum mekanika. Leibniz menemukan teori kalkulus, dan banyak lagi temuan di bidang kesehatan dan teknologi, seperti vaksin dan mesin uap. Sementara di sini pujangga kita sibuk menciptakan karya inovasi berupa tembang macapat, gurindam dan karya sastra lain yang lebih kental aroma seninya daripada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mungkin, bakat kita memang lebih ke seni. Maka tidak mengherankan jika pada 1992, M. Dorigo, seorang mahasiswa PhD dari Italia, dapat inspirasi temuannya di bidang komputasi berupa algoritma Ant Colony Optimization setelah mengamati perilaku semut. Sementara Grup Rock legendaris God Bless terinspirasi semut untuk membuat lagu “Semut Hitam”. Binatang yang sama, yang satu menghasilkan algoritma untuk menyelesaikan masalah optimasi kombinasional, yang satu menghasilkan tembang rock.

Potensi Inovasi yang Terpendam

Budaya melakukan inovasi atau sebutlah budaya inovatif sebenarnya sudah melekat pada diri bangsa ini. Kita punya budaya bagus dalam hal pengobatan. Banyak jamu warisan Nenek Moyang berasal dari tanaman atau hewan. Kita punya keahlian memijat urat keseleo atau mengobati tulang retak atau tulang patah dengan operasi khas kita. Kita punya teknik menolak hujan dengan kekuatan pawang. Kita juga punya ahli ketok magic yang bisa membetulkan mobil penyok dengan cepat dan hasil memuaskan.

Sayangnya, temuan inovatif itu jarang ditulis dan ditularkan secara massal melalui lembaga pendidikan. Teknik-teknik dan warisan Nenek Moyang itu sering tersebar hanya melalui budaya tutur dan kadang terkesan mistis tanpa ada penjelasan ilmiah dan bisa diterima akal sehat. Dengan begitu, hasil karya hebat itu berkembang turun-temurun dalam jumlah yang sangat minim dan tertutup.

Hambatan Budaya dan Struktural

Ada beberapa penyebab mengapa temuan inovatif dan budaya inovatif kurang berkembang di negeri kita.

Pertama, industri kita murninya adalah industri yang lebih banyak menjual dan merakit, bukan membuat produk. Dalam industri yang menjual dan merakit, inovasi tidak jadi kebutuhan utama. Karena itu, kegiatan riset dan pengembangan sebagai instrumennya juga tidak dibutuhkan. Industri jenis ini tidak peduli temuan-temuan di perguruan tinggi dan lembaga riset yang bisa dikembangkan menjadi produk jadi.

Kedua, kendala pemasaran. Peneliti dan investor di negara maju mungkin tidak khawatir, apakah temuannya bisa dipasarkan. Di negara maju jika ada temuan baru dan susah memasarkan mereka bisa “menumpang” di organisasi dunia seperti PBB dan WHO.

Ketiga, sikap kita sendiri yang sering menganggap remeh terhadap karya anak bangsa. Sikap import minded harus diakui masih belum hilang. Kebanggaan akan produk sendiri masih rendah.

Keempat, faktor regulasi. Regulasi kita berjalan lambat dan kadang tidak sesuai dengan laju perkembangan zaman. Terlalu banyaknya aturan ini ikut menghambat lahirnya temuan baru yang inovatif.

Serangkaian faktor tersebut merupakan indikator penyebab mengapa temuan inovatif kurang berkembang di sini. Budaya kita cenderung juga kurang mendukung kerja inovasi kecuali pada karya-karya seni atau kuliner. Kalau pun ada yang di luar seni, tidak bersifat ilmiah yang bisa disebarkan secara massal dan terbuka. Kalau kita akan berkompetisi di dalam inovasi kita harus memilih di sektor mana.

Fokus Inovasi Budaya

Karena itu kita bisa fokus mengembangkan karya inovasi di bidang-bidang dimana kita unggul, seperti seni, kuliner dan obat herbal. Disamping itu juga mengembangkan pariwisata berbasis seni budaya. Kekayaan seni budaya kita mendukung untuk itu. Pengembangan obat herbal, tanaman organik, serta industri kuliner juga merupakan kekayaan kita yang lain. Dalam bidang ini kalau kita bisa membuat inovasi, potensi pasar dalam negeri sudah cukup besar untuk menggerakkan ekonomi. Tinggal bagaimana dukungan regulasi.

Kita juga harus mengembangkan budaya inovasi dalam artian etos kerja dan sikap serta pola berpikir baru yang lebih bermanfaat. Misalnya budaya di pemerintahan, hukum dan politik. Budaya melayani dan membuat yang sulit jadi mudah. Di sisi pemerintahan perlu menciptakan inovasi dalam birokrasi, hukum dan perizinan. Misal penggunaan E-Budgeting, E-Procurement, dan E-Government adalah contoh inovasi yang mampu mempercepat proses sekaligus menghilangkan peluang kebocoran dan korupsi.

Sistem layanan yang lain perlu dibuat sistem daring sehingga memangkas waktu layanan dan mempermudah masyarakat mendapatkan layanan. Inovasi di bidang politik antara lain bisa diwujudkan dalam cara-cara kampanye yang inovatif, tidak mengumbar janji yang tidak masuk akal, tidak mengumbar ujaran kebencian dan fitnah serta hoaks. Inovasi yang lain, misalnya perekrutan anggota partai politik dan calon anggota parlemen, dan inovasi penggalangan dana partai. Inovasi di bidang pemerintahan dan politik akan punya pengaruh besar dalam melahirkan karya-karya inovasi di bidang lain.

Penutup

Kita harus sadari bahwa inovasi adalah kunci dari perkembangan suatu bangsa. Jika ingin memenangi persaingan, inovasilah kuncinya. Kekayaan sumber daya alam dan kesuburan tanah tidak banyak membantu jika tidak dibarengi dengan karya-karya inovasi.

*) Penulis adalah Pemerhati Sosial Budaya

 

Reporter: Muh. Abidzar Qiffary Day

Editor: beritapalu

TAGGED:inovasi dan budayaMuh Abidzar Qiffary Day
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Email Copy Link
Previous Article Kelompok paduan suara Svara Nusantara. (©Svara Nusantara) Saatnya Indonesia Percaya Diri Memperkenalkan Budaya Lewat Paduan Suara
Next Article Peringatan Hari Juang TNI AD di Lapngan Faqih Rasyid, Palu, Senin (15/12/2025). (©Penrem 132) Korem 132/Tadulako Peringati Hari Juang TNI AD
Leave a Comment

Leave a Reply Cancel reply

You must be logged in to post a comment.

Berita Terbaru

Wagub Sulteng Reny A Lamdjido menyapa personel BPBD pada apel siaga bencana di Palu, Senin (15/12/2025). (©Biro Adpim Pemprov Sulteng)
Palu

Sulteng Masuk Peringkat 15 Risiko Bencana Tinggi

15 December, 2025
Pangdam XXIII/Palaka Wira Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar memeriksa pasukan pada upacara Peringatan Hari Juang TNI AD ke-80 di Lapangan Ahmad Kirang, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, Senin (15/12/2025). (©Pendam23)
Militer

Pangdam XXIII/Palaka Wira Pimpin Upacara Hari Juang TNI AD ke-80 di Mamuju

15 December, 2025
Pembukaan sosialisasi Datat Tunggal Sosial Ekonomi Nasional di Palu, Senin (15/12/2025). (©Prokopim Setda Kota Palu/Jufri)
Palu

Data Tunggal Sosial Ekonomi Nasional dan Sensus Ekonomi 2026 Disosialisasikan

15 December, 2025
Peringatan Hari Juang TNI AD di Lapngan Faqih Rasyid, Palu, Senin (15/12/2025). (©Penrem 132)
Militer

Korem 132/Tadulako Peringati Hari Juang TNI AD

15 December, 2025
Ilustrasi
Opini

Indonesia dan Inovasi Budaya

15 December, 2025

Berita Populer

Foto

10 Pemuda Cetuskan Kawasan Wisata Alam Buntiede di Desa Padende

25 October, 2021

Pelaku Pembunuhan di Taman Ria Akhirnya Ditangkap Polisi

28 July, 2021
Komunitas

Tak Ada Perempuan, Sikola Mombine “Gugat” SK Penetapan Anggota KPID Sulteng

10 January, 2022
Morowali Utara

Perahu Terbalik Dibawa Arus, Seorang Warga masih Dicari

14 December, 2021
Parigi Moutong

Banjir di Sidoan Barat Seret Seorang Warga

3 January, 2022

Logo BeritaPalu.id Akurat dan Terpecaya

Komitmen kami terhadap akurasi, netralitas, keberimbangan, dan penyampaian berita terkini telah membangun kepercayaan dari banyak audiens. Terdepan dengan pembaruan terkini tentang peristiwa, tren, dan dinamika terbaru.
FacebookLike
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow
WhatsAppFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
bmzimages.combmzimages.com

Dapatkan Info Terbaru

Masukkan email Anda untuk mendapatkan pemberitahuan artikel baru

Berita Terkait

Kelompok paduan suara Svara Nusantara. (©Svara Nusantara)
Opini

Saatnya Indonesia Percaya Diri Memperkenalkan Budaya Lewat Paduan Suara

beritapalu
Banjir bandang menerjang Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapsel (©Tangkapan layar media sosial)
Opini

PB HMI-MPO Desak Investigasi Keterkaitan Banjir Bandang Tapanuli Dengan Aktivitas Perambahan Hutan

beritapalu
ilustrasi kakao (©bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Opini

Pembangunan Industri Kakao dan Pemenuhan Hak atas Kesejahteraan Petani di Parigi Moutong

beritapalu
Penulis buku "Soeharto memeang Hebat", Wawan H Purwanto bersama Muhammad Sadig. (©dok pribadi)
Opini

Soeharto: Antara Kehebatan dan Luka Sejarah

beritapalu
beritapalu.ID
Facebook Twitter Youtube Instagram Linkedin

About US

beritapalu.ID adalah situs berita online berbasis di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. UU No.40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik adalah panduan kami. Kecepatan memang penting, tapi akurasi pemberitaan jauh lebih penting. Kami berpihak kepada kebenaran dan kemaslahatan orang banyak dan idak semua berita yang disajikan mewakili pikiran kami. 

Managerial
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Karir
Kebijakan
  • Disclaimer
  • Kode Perilaku
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita

Kunjungi kami di

https://bmzimages.com

© 2025 by beritapalu.ID

PT Beritapalu Media Independen
All Rights Reserved.

Copyright © 2025 beritapalu.ID | Published by PT Beritapalu Media Independen | All Rights Reserved
Halaman
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?