PALU, beritapalu.ID | Meski mencatatkan pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua secara nasional sebesar 7,79 persen pada triwulan III 2025, Sulawesi Tengah masih menghadapi tantangan inflasi yang berada di atas target.
Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulawesi Tengah, Miftahul Choiri pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2025 di Sriti Convention Hall, Palu, Jumat (28/11/2025) malam menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Sulteng jauh melampaui pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 5,04 persen.
“Capaian ini mencerminkan ketahanan ekonomi daerah yang kuat, terutama ditopang oleh ekspansi industri pengolahan logam dasar berbasis nikel serta kinerja ekspor yang tetap solid,” ujar Miftahul.
Investasi dan Sektor Eksternal Jadi Pendorong Utama
Ia menjelaskan bahwa akselerasi investasi dan kinerja sektor eksternal menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tengah sepanjang 2025. Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terus tumbuh seiring peningkatan kapasitas produksi industri pengolahan berbasis nikel yang memperluas rantai nilai di kawasan industri.
Secara sektoral, tiga lapangan usaha utama berkontribusi besar terhadap perekonomian daerah, yaitu industri pengolahan, pertambangan, serta pertanian, kehutanan, dan perikanan. Industri pengolahan logam dasar mencatat pertumbuhan tinggi seiring meningkatnya produksi stainless steel dan bahan baku baterai kendaraan listrik, sementara sektor pertanian tetap menjadi penopang konsumsi rumah tangga masyarakat.
“Industri pengolahan tumbuh tinggi seiring penambahan kapasitas produk olahan stainless steel dan bahan baku baterai listrik. Lapangan usaha pertambangan juga tumbuh signifikan didorong oleh permintaan bahan baku yang sangat tinggi,” ujarnya.
Tantangan Inflasi dan Inklusivitas
Meski demikian, BI mengingatkan adanya sejumlah tantangan yang perlu diantisipasi bersama. Capaian inflasi bulan berjalan yang masih berada di atas target serta percepatan digitalisasi agar tetap relevan dan kompetitif menjadi tantangan ekonomi Sulteng.
“Pertumbuhan ekonomi yang tinggi juga perlu semakin inklusif agar manfaat pembangunan dapat dirasakan secara merata,” terangnya.
Untuk menjawab tantangan tersebut, BI Sulawesi Tengah bersama pemerintah daerah terus memperkuat sinergi melalui pengendalian inflasi daerah melalui TPID dan GNPIP, penguatan UMKM agar mampu go digital, go export, dan go bankable, serta percepatan digitalisasi sistem pembayaran dan transaksi pemerintah daerah.
“Kita harus tetap bersinergi dalam pengendalian inflasi, sinergi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, sinergi dalam mengembangkan komoditas unggulan Sulteng,” jelasnya.
Apresiasi Pemerintah Daerah
Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Provinsi Sulawesi Tengah, Fahruddin Yambas, yang mewakili Gubernur Sulawesi Tengah, mengapresiasi sinergi yang telah terjalin baik selama ini.
“Pertumbuhan 7,79 persen membuktikan bahwa pembangunan daerah bergerak di jalur yang tepat. Sulteng kini berada di posisi kedua secara nasional, di bawah Maluku Utara. Pertumbuhan ekonomi Sulteng yang tinggi menandakan bahwa ekonomi masyarakat di Bumi Tadulako terus membaik dan sejahtera,” tegasnya.
PTBI 2025 mengusung tema “Tangguh dan Mandiri: Sinergi Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Lebih Tinggi dan Berdaya Tahan”, yang menjadi ajang konsolidasi dan penguatan sinergi antara BI, pemerintah daerah, serta para pemangku kepentingan dalam mengawal stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah yang berkelanjutan.
Pada pertemuan ini, Bank Indonesia Sulteng juga memberikan penghargaan kepada para pelaku UMKM berprestasi, bank terbaik, serta mitra kerja Bank Indonesia terbaik 2025, sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi mereka dalam memperkuat ekonomi daerah.
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya