beritapalu.id
Sunday, 7 Dec 2025
🌐 Network
pojokPALU pojokPALU pojokSIGI pojokSIGI pojokPOSO pojokPOSO pojokDONGGALA pojokDONGGALA pojokSULTENG pojokSULTENG bisnisSULTENG bisnisSULTENG bmzIMAGES bmzIMAGES rindang.ID rindang.ID
Subscribe
beritapalu.ID
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
  • 🌐
  • Hukum-Kriminal
  • Seni-Budaya
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Religi
  • Style
  • Region
  • Militer
  • Opini
  • Travel
  • Visual
  • Komunitas
📂 Lainnya ▼
Indeks Feature Advertorial Liputan Khusus
beritapalu.IDberitapalu.ID
Search
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
FeatureInspirasiSigi

Tangan Tua yang Tak Lelah Merawat Warisan Kain Kulit Kayu

Published: 20 November, 2025
Share
Ina Tobani (kanan) membuat kain dari kulit kayu untuk bertahan hidup dan manjaga warisan budaya. (©Imran)
Ina Tobani (kanan) membuat kain dari kulit kayu untuk bertahan hidup dan manjaga warisan budaya. (©Imran)
SHARE

Di usia 84 tahun, Ina Tobani masih memegang erat tradisi pembuatan kain kulit kayu Kulawi—bukan hanya untuk menghidupi keluarganya, tetapi juga untuk memastikan warisan leluhur tetap berdenyut

SIGI, beritapalu.ID | Cahaya matahari mulai menerobos celah-celah dinding rumah kayu sederhana di Desa Mataue. Di sudut ruangan, Ina Tobani duduk bersila di atas tikar pandan. Tangannya yang keriput bergerak perlahan, penuh keyakinan, mengolah lembaran kulit kayu menjadi kain halus yang kelak akan menjadi pakaian adat.

Di usia 84 tahun, ia tak lagi diizinkan ke kebun atau sawah. Tapi tangan tuanya justru semakin sibuk—bukan untuk sekadar mengisi waktu, melainkan menghidupi keluarga dan menjaga warisan yang telah berusia 4.000 tahun.

“Saya sudah tua, dan sudah tidak diizinkan lagi untuk ke kebun atau ke sawah. Jadi sekarang saya hanya membuat kain kulit kayu untuk dijual,” katanya diselingi senyum tipis.

Kain kulit kayu bukan sekadar kerajinan bagi Ina Tobani. Ia adalah sumber penghidupan satu-satunya. Sebagai kepala keluarga, ia harus memenuhi kebutuhan sehari-hari dan merawat tiga anaknya yang kini sedang sakit. Setiap lembaran kain yang ia jual—mulai dari bahan mentah hingga pakaian adat siap pakai—menjadi harapan untuk makan besok, untuk obat, untuk bertahan.

Namun, beban ekonomi tak pernah membuatnya berhenti mengajar. Justru di tengah kesulitan itu, Ina Tobani memilih membagi ilmunya secara cuma-cuma kepada warga Desa Mataue. Ia membentuk kelompok pengrajin yang hingga kini aktif dalam pelatihan dan produksi. Tak ada tarif, tak ada syarat. Yang ia minta hanya satu: jangan biarkan tradisi ini mati.

“Ini warisan leluhur. Kalau bukan kita yang jaga, siapa lagi?” ujarnya tegas, sambil menatap lurus ke depan—seolah berbicara kepada masa depan yang belum ia lihat.

Ketika Tradisi Menjadi Identitas

Kain kulit kayu bukan fenomena baru. Pengetahuan tentang pembuatannya telah bertahan selama kurang lebih 4.000 tahun, diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat adat di wilayah Kulawi. Pada 2023, kain kulit kayu resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTB) Indonesia—pengakuan yang seharusnya membawa angin segar bagi para pengrajin seperti Ina Tobani.

Tapi pengakuan saja tak cukup membayar biaya hidup. Dan Ina Tobani paham betul itu.

Sejak lulus dari Sekolah Rakyat—kira-kira 72 tahun lalu—ia sudah mulai menekuni kerajinan ini. Dari tangan ibunya, ia belajar memukul kulit kayu dengan alat tradisional hingga lembut seperti kain. Dari kakeknya, ia belajar memilih pohon yang tepat, memanen kulit tanpa merusak batang, dan mengeringkan bahan dengan cara yang benar.

Kini, di usianya yang renta, Ina Tobani bukan hanya pengrajin. Ia adalah maestro—sosok yang menjadi rujukan bagi siapa saja yang ingin belajar membuat kain kulit kayu. Ia adalah simbol pelestarian budaya lokal, sekaligus bukti bahwa tradisi bisa tetap hidup meski zaman terus berubah.

Ina Tobani (kiri) mewariskan cara pembuatan kain kulit kayu untuk melestarikan budaya. (©Imran)
Ina Tobani (kiri) mewariskan cara pembuatan kain kulit kayu untuk melestarikan budaya. (©Imran)

Mengajar Tanpa Mengharap

Kelompok pengrajin yang dibentuk Ina Tobani bukan sekadar perkumpulan kerja. Ia adalah ruang belajar, ruang berbagi, dan ruang mempertahankan identitas. Setiap minggu, warga Desa Mataue—terutama perempuan muda—datang ke rumahnya untuk belajar. Mereka duduk melingkar, mendengarkan dengan seksama setiap instruksi, mencoba meniru setiap gerakan tangan sang maestro.

Ina Tobani tak pernah memungut biaya. Ia bahkan sering menyediakan bahan sendiri untuk latihan. Baginya, menjaga warisan leluhur jauh lebih penting daripada keuntungan pribadi. Ia tahu, jika tradisi ini hilang, yang lenyap bukan hanya keterampilan—tetapi juga identitas, cerita, dan kehormatan masyarakat Kulawi.

“Kalau saya tidak mengajar, siapa yang akan melanjutkan? Anak-anak sekarang banyak yang pergi ke kota. Kalau mereka tidak tahu cara membuat kain ini, nanti tradisi kita hilang begitu saja,” katanya dengan nada prihatin.

Warisan yang Tak Boleh Padam

Melalui tangan-tangan terampilnya, warisan ribuan tahun itu terus berdenyut. Setiap pukulan pada kulit kayu adalah doa agar tradisi ini tetap hidup. Setiap lembaran kain yang selesai adalah bukti bahwa budaya tak harus kalah oleh zaman.

Ina Tobani tahu, ia tak akan selamanya ada. Tapi ia juga yakin, selama masih ada orang yang mau belajar, selama masih ada tangan yang mau meneruskan, kain kulit kayu Kulawi akan tetap menjadi bagian dari identitas Sulawesi Tengah.

Di usia 84 tahun, Ina Tobani tak lagi kuat ke kebun. Tapi ia masih kuat menjaga warisan. Dan itu, mungkin, adalah pengabdian terbesar yang bisa diberikan seorang maestro kepada bangsanya.

Reporter: Basri Marzuki

Editor: beritapalu

TAGGED:desa mataueina tobanikan kulit kayukulawiperajin
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Email Copy Link
Previous Article Kakanwil Ditjenpas Sulteng Bagus Kurniawan melhat langsung suasana pelatihan voakisonal di Lapas Kelas IIA Palu, Kamis (20/11/2025). (©Humas Kanwil Ditjenpas Sulteng) Kanwil Ditjenpas Sulteng Gelar Pelatihan Kewirausahaan untuk Warga Binaan
Next Article Executive Advisor PT Vale Indonesia, Vinicius Mendes Ferreira (kanan) menerima penghargaan Community Empowerment pada ESG Appreciation 2025. (©PT Vale Indonesia) PT Vale Raih Penghargaan Community Empowerment ESG Appreciation 2025

Berita Terbaru

Penyerahan bantuan kemanusiaan dari Pemkot Palu ke Pemkot Padang Pariaman di Padang, Jumat (5/12/2025). (©Prokopim Setda Kota Palu/Fandi)
Nusantara

Pemkot Palu Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Padang Pariaman

7 December, 2025
Sejumlah pemain memainkan teater berjudul 'Kapten Cuma Mau Pulang' yang disutradaria Annisa Saskia Putri pada Festival Teater Indonesia di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/12/2025). (©bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Palu

FTI 2025 Digelar di Palu, Hadirkan Kelompok Teater dari Berbagai Daerah

7 December, 2025
Sekretaris Daerah Kota Palu Irmayanti (tengah) bersama Direktur Festival Tetaer Indonesia Pradetyo Novitri (kiri) dan Sutradara Lentera Silolangi Annisa Saskia Putri (kanan) memukul gimba menandai pembukaan Festival teater Indonesia di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (6/12/2025). (©bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Palu

Sekot Palu Buka Festival Teater Indonesia, Ajang Pertemuan Seniman Nasional

7 December, 2025
Danrem 132/Tadulako Brigjen TNI Deni GUnawan memasangkan pita menandai pembukaan KKRI di Poso, Sabtu (6/12/2025). (©Penrem132)
Militer

Danrem 132/Tadulako Buka KKRI Gelombang III di Poso

7 December, 2025
Ciptasari Prabawanti, Direktur Yayasan Siklus Sehat Indonesia; Perwakilan UN Women Indonesia sekaligus Liaison untuk ASEAN, Ulziisuren Jamsran; Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Veronica Tan; serta Kepala Perwakilan UNFPA di Indonesia, Hassan Mohtashami, pada UNiTE 2025 Film Screening and Discussion dalam rangka 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan. (©UN Woman/Putra Johan)
Komunitas

UNiTE 2025 Film Screening Serukan Stop Kekerasan Terhadap Perempuan

6 December, 2025

Berita Populer

Foto

10 Pemuda Cetuskan Kawasan Wisata Alam Buntiede di Desa Padende

25 October, 2021

Pelaku Pembunuhan di Taman Ria Akhirnya Ditangkap Polisi

28 July, 2021
Komunitas

Tak Ada Perempuan, Sikola Mombine “Gugat” SK Penetapan Anggota KPID Sulteng

10 January, 2022
Morowali Utara

Perahu Terbalik Dibawa Arus, Seorang Warga masih Dicari

14 December, 2021
Parigi Moutong

Banjir di Sidoan Barat Seret Seorang Warga

3 January, 2022

Logo BeritaPalu.id Akurat dan Terpecaya

Komitmen kami terhadap akurasi, netralitas, keberimbangan, dan penyampaian berita terkini telah membangun kepercayaan dari banyak audiens. Terdepan dengan pembaruan terkini tentang peristiwa, tren, dan dinamika terbaru.
FacebookLike
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow
WhatsAppFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
bmzimages.combmzimages.com

Dapatkan Info Terbaru

Masukkan email Anda untuk mendapatkan pemberitahuan artikel baru

Berita Terkait

Olah TKP peristiwa pembunuhan di Desa Padende, Jumat (28/11/2025). (©Humas Polres Sigi)
Hukum-Kriminal

Polres Sigi Ungkap Kasus Pembunuhan Wanita di Desa Padende

beritapalu
Menara peringatan dini tsunami di Kampung Lere yang tidak berfungsi lagi karena kabelnya dicuri oknum tak bertanggungjawab, Minggu (30/11/2025). (©bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Feature

Alarm Tsunami: Sunyi di Titik Peringatan

beritapalu
Nur Indah Fitriani Sofyan menggunakan papan tulis portabel dari MR.D.I.Y. untuk mengajar murid-muridnya. (©MR DIY)
Feature

MR.D.I.Y. Indonesia dan Indonesia Mengajar Rayakan Hari Guru Nasional 2025

beritapalu
Warga memotret kaligrafi di kubah dalam Masjid Baitul Khairaat di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (28/11/2025). (©bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Foto

Bangkit dari Reruntuhan: Selamat Datang di Baitul Khairaat

beritapalu
beritapalu.ID
Facebook Twitter Youtube Instagram Linkedin

About US

beritapalu.ID adalah situs berita online berbasis di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. UU No.40/1999 dan Kode Etik Jurnalistik adalah panduan kami. Kecepatan memang penting, tapi akurasi pemberitaan jauh lebih penting. Kami berpihak kepada kebenaran dan kemaslahatan orang banyak dan idak semua berita yang disajikan mewakili pikiran kami. 

Managerial
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Karir
Kebijakan
  • Disclaimer
  • Kode Perilaku
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita

Kunjungi kami di

https://bmzimages.com

© 2025 by beritapalu.ID

PT Beritapalu Media Independen
All Rights Reserved.

Copyright © 2025 beritapalu.ID | Published by PT Beritapalu Media Independen | All Rights Reserved
Halaman
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?