PALU, beriapalu.ID | Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin membuka Festival 1000 Baki Salama Kelurahan Talise Valangguni yang dirangkai dengan peringatan Hari Jadi ke-11 Kelurahan Talise Valangguni, Kamis (16/10/2025) malam. Acara yang mengusung tema “Mosangulara Mombangu Ngapa” ini berlangsung di Jalan Dayodara dan akan digelar selama tiga hari hingga 18 Oktober 2025.
Dalam sambutannya, Imelda mengapresiasi tingginya partisipasi masyarakat dalam festival ini. “Malam ini sangat luar biasa. Terima kasih kepada seluruh panitia yang mempunyai ide luar biasa mengemas acara ini,” ujar Imelda.
Ia juga menyampaikan pantun dalam Bahasa Kaili yang bermakna mengajak masyarakat berkumpul membuka acara dengan sukacita. Imelda berharap festival ini dapat didokumentasikan dengan baik dan menjadi inspirasi bagi kelurahan-kelurahan lain di Kota Palu.
Ketua Panitia Ilham menjelaskan, Festival 1000 Baki Salama merupakan bagian dari pesta rakyat atau syukuran besar kampung yang dikemas menjadi iven wisata berkonsep budaya. “Festival ini adalah cerminan budaya yang ada di Talise dengan slogan ‘Mosangulara Mombangu Ngapa’, yang berarti menyatu dalam lingkaran baki,” kata Ilham.
Dalam festival tahun ini, terkumpul 1.112 baki berisi makanan, kue, dan buah-buahan hasil swadaya masyarakat dengan konsep satu rumah satu baki. Seluruh hidangan disajikan dengan duduk sama rata tanpa sekat, tanpa memandang asal, suku, dan agama. “Paepulu menjadi perekat persatuan dalam tradisi ini,” tambahnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Adat Kota Palu Timudin Dg Mangero menyampaikan apresiasi tinggi atas penyelenggaraan festival ini. Ia menyebutkan Talise Valangguni merupakan salah satu contoh kelurahan di Indonesia yang mendapat pengakuan khusus terkait pelestarian adat.
“Pada 18 Juli 2023, Kejaksaan Agung Republik Indonesia memberikan penghargaan Restorasi Justice kepada Talise Valangguni, khususnya Lembaga Adat Malengo Warna. Hanya satu kelurahan yang mendapatkan penghargaan restorasi justice di Indonesia,” ungkap Timudin.
Timudin juga menjelaskan bahwa pelaksanaan festival ini sejalan dengan Peraturan Daerah Kota Palu Nomor 11 Tahun 2016 tentang Kelembagaan Adat Kaili, yang membagi Kota Palu dalam lima wilayah adat: Kaili Ledo, Kaili Rai, Kaili Tara, Kaili Doi, dan Kaili Une.
Ia menghitung, dengan 1.112 baki yang harganya sekitar Rp61.000 per baki dengan isi senilai Rp40.000, maka total kontribusi masyarakat mencapai lebih dari Rp130 juta. “Ini menunjukkan gotong royong dan semangat persatuan masyarakat yang luar biasa,” katanya.
Timudin menutup sambutannya dengan pesan persatuan dalam Bahasa Kaili, “Mosangulara Mombangu Ngapa”, yang diartikannya sebagai “bersatu kita kuat, bersama-sama kita kokoh.”
Rangkaian acara Festival 1000 Baki Salama meliputi jalan santai dan senam massal, donor darah, bazar kuliner, pertunjukan seni dan budaya, lomba sumpit tradisional, hingga konser musik.
Turut hadir dalam pembukaan festival ini Kapolresta Palu, Dandim 1306, Kepala Dinas Pariwisata Kota Palu, Ketua DPRD Kota Palu, Camat Palu Timur, para lurah, serta tokoh masyarakat dan tokoh pemuda Kelurahan Talise Valangguni. (bmz)