PALU, beriapalu.ID | Tim peneliti Partnership for Australia Indonesia Research (PAIR) Sulawesi resmi memulai penelitian dua tahun berjudul “Dampak Kesehatan Terkait Iklim dan Akses Layanan Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah: Mendukung Kebijakan dan Tata Kelola yang Tangguh terhadap Iklim”, dengan Kota Palu sebagai salah satu lokasi utama.
Ketua tim peneliti, Prof. Rini Rachmawaty dari Universitas Hasanuddin, bersama perwakilan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan University of Melbourne, Australia, melakukan audiensi dengan Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, Selasa (30/9/2025), untuk meminta dukungan resmi pemerintah kota.
Penelitian ini didanai hibah senilai sekitar Rp2 miliar dan akan berlangsung selama dua tahun, dimulai September 2025. Selain Palu, lokasi penelitian mencakup Kabupaten Buton Tengah di Sulawesi Tenggara.
“Kami memilih Palu karena data kesehatan dan iklim di kota ini lengkap dan representatif, serta memiliki relevansi personal—saya lahir dan besar di sini,” kata Prof. Rini.
Penelitian saat ini memasuki tahap penyusunan instrumen dan akan dilanjutkan dengan working project secara daring mulai Oktober 2025. Tim akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan di bidang kesehatan, lingkungan, dan tata kelola pemerintahan daerah.
Wakil Wali Kota Palu menyambut baik inisiatif tersebut. “Saya sangat mendukung karena penelitian ini bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat, khususnya dalam pengendalian penyakit akibat perubahan iklim seperti DBD dan diare,” ujarnya.
Imelda berharap kolaborasi akademik lintas institusi nasional dan internasional ini dapat memberikan rekomendasi kebijakan yang konkret bagi pembangunan kesehatan berkelanjutan di Kota Palu. (afd/imr/*)