Pameran “Theater of the Street” Hadirkan Narasi Visual Urban Palu

PALU, beritapalu | Meski mendung menyelimuti Palu pada Senin (14/7) siang, namun suasana di dalam Museum Daerah dan Taman Budaya Sulteng justru bersinar terang. Puluhan karya fotografi memenuhi ruang galeri yang ditata artistik, menyambut pembukaan pameran foto “Theater of the Street” yang digelar oleh Sarana Pecinta Fotografi (SPOT), salah satu UKM Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Tadulako.
Lebih dari 100 karya fotografi—terdiri dari foto cerita dan foto tunggal—karya 13 fotografer muda terpajang rapi di dinding galeri. Setiap frame menghadirkan cerita tentang kehidupan urban Palu dengan segala kompleksitasnya, mulai dari gaya hidup kaum urban, perjuangan perempuan pekerja keras, hingga arsitektur kota yang terus berubah.
“Tema besar pameran ini adalah ‘Theater of the Street’ yang bermakna membingkai kehidupan kota,” ungkap Denis Tritana, Ketua SPOT. “Kami ingin menunjukkan bahwa jalanan kota adalah panggung kehidupan yang penuh drama, cerita, dan makna.”

Karya-karya yang dipamerkan merupakan hasil kurasi ketat dari empat kurator yang telah malang melintang dalam dunia fotografi profesional: Imran Rosadi, Basri Marzuki, Budi Papeo, dan Anita Pahlevi. Proses kurasi panjang ini memastikan setiap foto yang terpajang memiliki kekuatan narasi visual yang mampu menyentuh perasaan pengunjung.
Beragam aspek kehidupan urban Palu terekam dalam frame-frame tersebut. Ada foto yang menggambarkan dinamika kehidupan kota modern, potret perempuan-perempuan tangguh yang berjuang mencari nafkah, sudut-sudut arsitektur kota yang menawan, hingga makanan khas tradisional yang selalu menggugah selera. Tak ketinggalan, ada juga dokumentasi tentang bus TransPalu yang kini kehilangan daya tariknya, serta realitas debu yang menyeruak di kawasan pertambangan Galian C di pesisir Teluk Palu.

“Foto-foto ini bukan sekadar dokumentasi visual, tetapi juga kritik sosial yang dikemas dalam bahasa seni,” jelas Denis. “Kami ingin masyarakat melihat kota mereka dari perspektif yang berbeda.”
Pameran yang berlangsung hingga Rabu (16/7) ini tidak hanya menyajikan pajangan foto statis. Berbagai kegiatan pendukung turut memperkaya pengalaman pengunjung, termasuk pemutaran film hasil kolaborasi dengan Sinekoci, sesi painting live, dan diskusi bertema “Bincang Asyik tentang Prospek dan Tantangan Fotografi ke Depan.”
Layout galeri yang dirancang khusus memberikan kesan artistik yang layak untuk sebuah pameran foto berkualitas. Pencahayaan yang tepat dan tata letak yang proporsional membuat setiap karya dapat dinikmati secara optimal oleh pengunjung.
Seorang pengunjung yang tampak antusias mengamati setiap foto yang dipamerkan mengungkapkan kekagumannya. “Ia nyaris sempurna,” katanya sambil terus bergerak dari satu karya ke karya lainnya, seolah tidak ingin melewatkan detail sekecil apapun.

Pameran ini menjadi bukti bahwa mahasiswa Universitas Tadulako memiliki kepekaan tinggi terhadap realitas sosial di sekitar mereka. Melalui medium fotografi, mereka berhasil menghadirkan narasi visual yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga kaya akan pesan dan makna tentang kehidupan urban di Palu.
Dengan mengangkat tema “Theater of the Street”, SPOT membuktikan bahwa jalanan kota adalah panggung kehidupan yang tidak pernah sepi dari cerita. Setiap sudut kota, setiap wajah yang terpotret, dan setiap momen yang terekam menjadi bagian dari narasi besar tentang dinamika kehidupan urban yang terus bergerak dan berubah.
Pameran “Theater of the Street” dapat dikunjungi di Museum Daerah dan Taman Budaya Sulteng hingga Rabu, 16 Juli 2025. Selain pameran foto, pengunjung juga dapat menikmati berbagai kegiatan pendukung seperti pemutaran film dan diskusi fotografi. (bmz)
Baca selengkapnya di :
https://beritapalu.id/2025/07/15/pameran-theater-of-the-street-hadirkan-narasi-visual-urban-palu/