JAKARTA, beritapalu.ID | Lebih dari 100 perwakilan dari masyarakat sipil, pemerintah, akademisi, media, dan mitra pembangunan berkumpul di Jakarta untuk meluncurkan Jaringan Organisasi Masyarakat Sipil (OMS) Indonesia untuk Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (WPS), Selasa-Rabu (17-18/9/2025).
Pembentukan jaringan ini menandai tonggak penting upaya Indonesia memajukan peran dan kepemimpinan perempuan dalam memelihara perdamaian, sekaligus memperingati 25 tahun Resolusi Dewan Keamanan PBB 1325 tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan yang diluncurkan tahun 2000.
Struktur dan Tujuan Jaringan
Jaringan telah menetapkan struktur tata kelola dan peta jalan lima tahun untuk memperkuat kerja Indonesia di seluruh agenda dan sektor WPS. AMAN Indonesia sebagai inisiator melibatkan 80 organisasi tersebar di Indonesia Barat, Tengah, dan Timur.
Jaringan akan meningkatkan koordinasi, advokasi, dan berbagi pengetahuan di antara OMS yang bekerja di bidang pembangunan perdamaian, pencegahan konflik, respons kemanusiaan, dan pendekatan responsif gender untuk pencegahan ekstremisme kekerasan.
Dukungan Pemerintah
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi menekankan pentingnya kolaborasi multipihak dalam agenda WPS.
“Agenda besar seperti agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan, hanya bisa terwujud melalui kolaborasi multipihak. Pemerintah pusat dan daerah, organisasi masyarakat sipil, akademisi, sektor swasta, media, hingga komunitas lokal, semuanya adalah bagian dari pentahelix yang harus bergerak bersama,” ujar Menteri Arifah.
Platform Inisiatif Akar Rumput
Peluncuran menyediakan platform bagi OMS untuk menampilkan inisiatif akar rumput tentang kepemimpinan perempuan adat, narasi orang muda dan perdamaian, sistem respons kekerasan berbasis gender yang dipimpin penyintas, dan ketahanan ekonomi perempuan di wilayah terdampak konflik.
“Masyarakat sipil ada di pusat agenda Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan. Pengetahuan, pengalaman, serta inovasi komunitas dari masyarakat sipil sangat diperlukan untuk membangun perdamaian yang berkelanjutan dan inklusif,” kata Dwi Yuliawati, Head of Programmes UN Women Indonesia.
Harapan dan Dukungan Internasional
Country Representative AMAN Indonesia Ruby Kholifah menyatakan jaringan sebagai harapan bagi OMS yang selama ini bekerja dengan sumber daya terbatas.
“Jaringan ini merupakan harapan bagi OMS yang menyediakan platform bersama untuk berkoordinasi, belajar satu sama lain, dan menyatukan suara. Ini bukan hanya ruang untuk advokasi, tetapi juga untuk solidaritas dan harapan,” ujar Ruby.
Inisiatif ini didukung Pemerintah Kanada, Inggris Raya, Republik Korea, dan Belanda sebagai bagian upaya regional dan nasional UN Women untuk memberdayakan perempuan sebagai pembangun perdamaian.
Jaringan WPS Indonesia diharapkan memainkan peran sentral memajukan komitmen nasional dan regional di bawah Rencana Aksi Regional ASEAN tentang WPS dan Rencana Aksi Nasional Indonesia tentang Perempuan, Perdamaian, dan Keamanan (RAN P3AKS). (afd/*)