Pemerintah Susun Peta Jalan Industri Nol Emisi Bersih pada 2050

JAKARTA, beritapalu.ID | Kementerian Perindustrian bersama World Resources Institute (WRI) Indonesia dan Institute for Essential Services Reform (IESR) merumuskan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri yang menargetkan pencapaian emisi nol bersih pada 2050.

Target ini lebih cepat dari komitmen nasional mencapai net-zero emission pada 2060 atau lebih awal. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan pemerintah mendorong transformasi industri melalui peta jalan dekarbonisasi, insentif fiskal, kemudahan investasi, dan regulasi efisiensi sumber daya dalam Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025, Jumat (22/8/2025).

Peta jalan mencakup sembilan subsektor industri yang tergolong boros energi, yakni semen, besi dan baja, pupuk, kimia, pulp dan kertas, tekstil, kaca dan keramik, otomotif, serta makanan dan minuman.

BACA JUGA:  SSE 2024: Indonesia Berbagi Pengetahuan Implementasi REDD+

Berdasarkan profil emisi industri manufaktur, 46 persen emisi berasal dari energi yang dibangkitkan langsung, 16 persen dari pembelian listrik, dan 38 persen dari proses kimiawi pada produksi.

Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Apit Pria Nugraha menjelaskan peta jalan memproyeksikan reduksi emisi signifikan sebesar 66,5 juta tCO2e pada 2035 dan 289,7 juta tCO2e pada 2050.

“Dokumen ini masih bersifat living document dan akan terus dilengkapi untuk sektor-sektor yang saat ini belum terlingkup,” kata Apit.

Peta jalan menggunakan lima strategi dekarbonisasi dengan prioritas utama mengurangi emisi, bukan menetralkannya. Strategi pengurangan emisi mencakup efisiensi energi dan material, penggantian bahan bakar dan material, elektrifikasi dan listrik rendah karbon, serta pemutakhiran proses.

BACA JUGA:  Bersama DLH Sulteng, Sikola Mombine Siap Terapkan Skema TAPE

Kementerian akan menerbitkan dua laporan: Laporan Teknis pada September 2025 dan Laporan Kebijakan pada Maret 2026. Peraturan Menteri Peta Jalan Dekarbonisasi Industri akan diterbitkan bertahap untuk setiap subsektor pada September 2026.

CEO IESR Fabby Tumiwa menyatakan peta jalan dekarbonisasi industri merupakan strategi penting mewujudkan ambisi pertumbuhan ekonomi 8 persen Presiden Prabowo. “Tanpa transisi dari energi fosil, ambisi ini sulit tercapai di tengah ketatnya standar emisi global untuk perdagangan internasional,” jelasnya.

Country Director WRI Indonesia Nirarta Samadhi mengatakan pencapaian peta jalan bertumpu pada tiga pilar: energi dan material rendah karbon yang terjangkau, pendanaan dan insentif hijau, serta kebijakan dan regulasi terpadu.

Pada 2023, sektor industri menyumbang 34 persen emisi nasional namun berkontribusi 18,9 persen PDB dan menyerap lebih dari 19,3 juta tenaga kerja. Praktik ekonomi rendah karbon diperkirakan dapat meningkatkan PDB hingga 5,11 persen pada 2060. (afd/*)

BACA JUGA:  Karnaval Busana Daur Ulang di Banggai

 

Leave a Comment

Scroll to Top