PALU, beritapalu.ID | Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, resmi membuka Posalia Kampung Lere 2025 dengan memukul gong di Situs Cagar Budaya Sou Raja, Kelurahan Lere, Kamis (30/10/2025) malam.
Acara dihadiri sejumlah pejabat tinggi dan tokoh penting, antara lain Sekretaris Jenderal Kementerian Kebudayaan RI Prof. Bambang Wibawarta, Pangdam XXIII/Palaka Wira Mayjen TNI Jonathan Binsar Parluhutan Sianipar, Kapolda Sulteng, anggota MPR RI Longki Djanggola, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulteng Hengky Muhidin, Wakil Wali Kota Palu Imelda Liliana Muhidin, Kakanwil Kemenkum Sulteng Rakhmat Rinlady dan sejumlah raja di nusantara, serta Forkopimda.
Dalam sambutannya, Gubernur Anwar Hafid menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya acara yang menggambarkan kehidupan rukun dan tentram sebagaimana dialami para pendahulu di daerah tersebut.
“Bapak Ibu sekalian, kita bersyukur, Alhamdulillah di tengah suasana malam yang sejuk dan juga bersahabat, malam ini kita berada di satu tempat yang menggambarkan suasana kehidupan rukun dan tentram yang pernah dialami oleh orang-orang tua kita, para pemangku pengguluh daerah ini,” ujarnya.
Gubernur menegaskan bahwa Posalia Kampung Lere sejalan dengan salah satu visi besar Pemprov Sulteng yaitu Berani Berkah, di mana penyelenggaraan pemerintahan senantiasa ditopang oleh nilai-nilai religius dan kearifan lokal.
“Kebudayaan bukan hanya warisan tapi juga modal sosial dan sumber inspirasi pembangunan. Melalui kegiatan seperti Posalia ini, kita tidak hanya menjaga tradisi, tetapi juga memperkuat identitas daerah dan memperkaya karakter bangsa,” tegasnya.
Gubernur berharap kegiatan Posalia Kampung Lere menjadi contoh bagi daerah lain di Sulawesi Tengah dalam menghidupkan kembali nilai-nilai sebagai kekuatan moral dan budaya di tengah arus modernisasi yang begitu cepat.
“Momentum Posalia ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa persatuan dan gotong royong adalah ruh kebudayaan kita. Budaya yang hidup karena ada kebersamaan, karena ada cinta, karena ada semangat untuk saling menjaga dan menghormati,” tambahnya.
Sekjen Kementerian Kebudayaan RI Prof. Bambang Wibawarta dalam sambutannya menyatakan bahwa Posalia bukan hanya sebuah perayaan, tetapi penegasan jati diri yang mengingatkan bahwa kebudayaan tumbuh dan berkembang dari pertemuan manusia dengan tanahnya, lautnya, dan leluhurnya.
“Kita tidak sekadar berkumpul, kita menubuhkan jati diri kita. Kita bersama-sama menjaga api adat agar tetap menyala, tidak padam oleh zaman yang melaju dengan cepatnya,” ujarnya.
Prof. Bambang menekankan bahwa kebudayaan bukan hanya warisan untuk dikenal, tetapi energi yang harus disatukan untuk masa depan.
“Kebudayaan adalah ekonomi, kebudayaan adalah diplomasi, kebudayaan adalah peradaban itu sendiri. Dan hari ini dari Palu, dari Kampung Lere, kita menyatakan kepada dunia bahwa Indonesia kaya bukan hanya tanahnya yang luas atau sumber daya alamnya yang melimpah, tetapi karena masyarakatnya memegang teguh nilai kehormatan dan kemanusiaan,” katanya.
Ketua Panitia, Mehdi Datupalinge, melaporkan bahwa Kelurahan Lere merupakan satu dari 46 kelurahan di Kota Palu yang memiliki sejarah panjang atas pembangunan kerajaan hingga terbentuknya Kota Palu tahun 1978.
Ia menjelaskan, Posalia berarti pesta yang ramai, dengan tujuan mempromosikan destinasi wisata Kelurahan Lere seperti Banu Oge Sou Raja, Makam Datuk Karama, pesisir, sungai, dan berbagai destinasi wisata lainnya.
“Kami bertekad Posalia Kampung Lere di tahun 2027 bisa menjadi Karisma Event Nusantara yang dibawah naungan DINAT dan Kementerian Pariwisata Republik Indonesia,” ujarnya.
Mehdi menambahkan, kegiatan ini juga bertujuan menjaga serta melestarikan adat budaya terutama di kalangan generasi muda, mengembangkan minat bakat dalam bidang seni dan olahraga, serta memberdayakan UMKM lokal.
Wakil Wali Kota Palu, Imelda Liliana Muhidin, menyampaikan bahwa ini merupakan kali ketiga Posalia Kampung Lere diadakan dan mendapat dukungan penuh dari Pemkot Palu.
“Insya Allah ini melibatkan banyak orang, banyak masyarakat, baik dari Kampung Lere sendiri maupun di sekitaran Kampung Lere. Ini menjadi perhatian dari pemerintah Kota Palu, dan Alhamdulillah sudah tahun ketiga pemerintah Kota Palu selalu mensupport kegiatan ini,” katanya.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan menjadi contoh bagi kelurahan-kelurahan lain di Kota Palu dalam mengembangkan festival budaya berbasis kearifan lokal.
Posalia Kampung Lere 2025 mengusung tema “Rambanu Adam Memakai Sugingata, Jagai Jambangi Nemora Kalinya” yang berarti warna-warni adat memperkaya asana negeri, jaga dan lestarikan. Kegiatan berlangsung selama tiga hari dengan berbagai rangkaian acara budaya, pameran UMKM, dan pertunjukan seni tradisional. (bmz)
pojokPALU
pojokSIGI
pojokPOSO
pojokDONGGALA
pojokSULTENG
bisnisSULTENG
bmzIMAGES
rindang.ID
Akurat dan Terpecaya