Dorong Ekonomi Biru, Inggris-Indonesia Wujudkan Program BISA

JAKARTA, beritapalu | Dalam semangat memperkuat ekonomi biru berkelanjutan, Kedutaan Besar Inggris di Jakarta bekerja sama dengan AIS Forum–UNDP Indonesia menggelar acara Demo Day Program Blue Innovative Startup Acceleration (BISA) di Soehanna Hall, Jakarta, Selasa (1/7/2025). Inisiatif ini menjadi tonggak penting dalam mendorong inklusivitas, inovasi teknologi, dan penguatan komunitas di wilayah pesisir Indonesia.
Diluncurkan pada Januari 2025 melalui Digital Access Programme, BISA hadir sebagai wujud komitmen Pemerintah Inggris terhadap digitalisasi inklusif dan solusi iklim cerdas. Kolaborasi dengan AIS Forum menjadi platform ideal untuk menumbuhkan kemitraan strategis lintas sektor antara Indonesia dan Inggris dalam membangun resiliensi ekonomi dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan.
Demo Day BISA menampilkan 10 Synergy Group yang terdiri dari startup, organisasi masyarakat, dan mahasiswa. Dari 200 pendaftar, lima tim terbaik terpilih menerima hibah implementasi solusi inovatif di wilayah pesisir terdampak.
Kelima wilayah itu adalah Parongpong RAW Lab & Anambas Foundation – daur ulang sampah nelayan di Anambas, Kep. Riau; Collabit, Ruang Kolaborasi Perempuan & POKMASWAS Sandominggo – pengolahan sampah ikan jadi pupuk di Larantuka, NTT; Aquabloom & Lombok Research Center – biostimulan dari limbah rumput laut di Lombok, NTB; Puffer & YRC Indonesia – destilasi air bersih bertenaga surya-angin di Liukang Tupabbiring, Sulsel; dan Ravelware & Yayasan Lestari Mulia – material grafin dari limbah pesisir di Takalar, Sulsel.
Para pimpinan nasional dan mitra internasional menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif ini. Wakil Dubes Inggris Matthew Downing menyebut BISA sebagai representasi kemitraan teknologi inklusif antara Inggris dan Indonesia. Deputi UNDP Indonesia Sujala Pant menyebutnya langkah nyata membangun ekosistem inovasi biru, terutama bagi komunitas muda dan perempuan di pesisir.
Menko Infrastruktur AHY menekankan bahwa inisiatif ini sejalan dengan visi konektivitas dan kolaborasi pembangunan wilayah. Sementara itu, Wamenlu Arif Havas Oegroseno menyebut BISA sebagai praktik baik yang bisa direplikasi oleh negara kepulauan lainnya dalam menjawab tantangan global.
Acara ini sekaligus memperkuat pesan bahwa teknologi, kolaborasi komunitas, dan kemitraan internasional dapat menjadi kendaraan utama mendorong inklusi dan daya saing kawasan pesisir Indonesia dalam arsitektur ekonomi biru dunia. (afd/*)