beritapalu.id
Friday, 26 Sep 2025
🌐 Network
pojokPALU pojokPALU pojokSIGI pojokSIGI pojokPOSO pojokPOSO pojokDONGGALA pojokDONGGALA pojokSULTENG pojokSULTENG bisnisSULTENG bisnisSULTENG bmzIMAGES bmzIMAGES rindang.ID rindang.ID
Subscribe
beritapalu.ID
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
  • 🌐
  • Hukum-Kriminal
  • Seni-Budaya
  • Pendidikan
  • Kesehatan
  • Religi
  • Style
  • Region
  • Militer
  • Opini
  • Travel
  • Visual
  • Komunitas
📂 Lainnya ▼
Indeks Feature Advertorial Liputan Khusus
beritapalu.IDberitapalu.ID
Search
  • HOME
  • HEADLINE
  • PALU
  • SULTENG
    • Sigi
    • Poso
    • Buol
    • Tolitoli
    • Banggai
    • Morowali
    • Donggala
    • Tojo Unauna
    • Banggai Laut
    • Morowali Utara
    • Parigi Moutong
    • Banggai Kepualuan
  • BISNIS
  • POLITIK
  • LINGKUNGAN
  • OLAHRAGA
  • INSPIRASI
Have an existing account? Sign In
Follow US
© 2022 Foxiz News Network. Ruby Design Company. All Rights Reserved.
Lingkungan

Risiko Kepunahan Spesies Burung Indonesia Tertinggi di Dunia, Termasuk Maleo

Last updated: 29 April, 2022 8:40 pm
beritapalu
Share
Burung Maleo. (Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)
SHARE
Burung Maleo. (Foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)

BOGOR, beritapalu | Ancaman kepunahan burung tertinggi di dunia ternyata berada di Indonesia. Biodiversity Conservation Officer Burung Indonesia menyebutkan, sekitar 12 persen dari keseluruhan burung terancam punah di dunia di Indoensia.

Biodiversity Officer Burung Indonesia Achmad Ridha Junaid mengatakan, menurut data yang telah  dihimpun pada 2022, terdapat 177 spesies burung masuk ke dalam kategori terancam punah. Jumlah ini terdiri dari 96 spesies dalam kategori Rentan (Vulnerable/VU), 51 spesies dalam kategori Genting  (Endangered/EN), dan 30 spesies dalam kategori Kritis (Criticaly Endangered/CR), termasuk salah  satunya adalah kakatua sumba (Cacatua citrinocristata) yang merupakan hasil pemecahan dari kakatua-kecil jambul-kuning yang berstatus Kritis.

“Setiap tahunnya BirdLife International dan International Union for Conservation of Nature (IUCN) melakukan kajian ulang status keterancaman sejumlah spesies menanggapi perubahan tingkat  ancaman, perubahan populasi, revisi taksonomi, maupun adanya data-data terbaru terkait spesies  yang dikaji,” katanya di Bogor, Jumat (29/4/2022).

Maleo senkawor (Macrocephalon maleo), puyuh sengayan (Rollulus rouloul), pergam hijau (Ducula  aenea) merupakan tiga spesies yang mengalami peningkatan status keterancaman.

Maleo senkawor mengerami telurnya dengan cara menimbun di dalam tanah. Namun, terdapat sekitar dua pertiga tempat peneluran maleo senkawor yang diketahui sudah tidak dikunjungi lagi oleh individu dewasa  dan terjadi penurunan jumlah burung yang mengunjungi situs-situs peneluran yang masih aktif  dalam tiga generasi terakhir.

“Hutan dataran rendah yang terus berkurang di dalam area persebarannya, membuat maleo  senkawor semakin terancam terhadap kepunahan, kini statusnya Kritis,” tegas Ridha.

BACA JUGA:  Menaikkan Daya Saing Industri Melalui Aksi Dekarbonisasi Industri  
Sumber: Burung Indonesia

Selain itu, populasi puyuh sengayan juga diperkirakan telah menurun 30 persen dalam tiga generasi  terakhir yang diakibatkan hilangnya habitat dan aktivitas perburuan liar. Saat ini puyuh sengayan juga termasuk salah satu spesies terancam punah secara global dalam kategori Rentan. Sedangkan  untuk pergam hijau juga semakin mengkhawatirkan karena penurunan populasi yang disebabkan  hilangnya tutupan hutan sehingga masuk dalam kategori Mendekati Terancam (Near Threatened/NT).

Sementara itu, cerek jawa (Charadrius javanicus) yang sebelumnya dianggap memiliki sebaran yang terbatas, kini mengalami penurunan status keterancaman. Sebelumnya, burung tersebut dianggap  hanya menghuni pesisir Pulau Jawa dan Pulau Kangean. Namun dengan penambahan bukti dan  laporan dari lapangan, spesies ini ternyata terkonfirmasi menghuni habitat pesisir selatan Sumatera  (Lampung), Sulawesi, Meno, Semau, dan Flores.

“Dengan demikian spesies tersebut tidak mendekati  ambang batas kategori Rentan. Kini cerek jawa dimasukkan ke dalam kategori Risiko Rendah,” tutur  Ridha.

Menurut Ridha, sejak awal 2021 hingga awal 2022, ditemukan penambahan spesies burung  sebanyak delapan spesies. Tiga di antaranya berasal dari deskripsi spesies baru, dua berasal dari  catatan perjumpaan baru untuk Indonesia, dan tiga spesies lainnya merupakan penambahan yang disebabkan adanya revisi pada klasifikasi atau taksonomi burung.

Tiga spesies baru yang baru dideskripsikan antara lain sikatan kadayang (Cyornis kadayangensis), kacamata meratus (Zosterops meratusensis), dan burungbuah satin (Melanocharis citreola). Sikatan  kadayang dan kacamata meratus merupakan dua spesies burung yang tersebar sangat terbatas di  Pulau Kalimantan. Keduanya diperkirakan hanya hadir di Pegunungan Meratus di atas ketinggian  1.000 mdpl yang saat ini dikelilingi hutan tanaman sekunder atau bentang alam perkebunan pada elevasi yang lebih rendah.

BACA JUGA:  Presiden Jokowi Apresiasi Upaya Dekarbonisasi PT Vale di Festival LIKE 2

“Meskipun keduanya disebutkan hadir cukup melimpah secara lokal, namun kehilangan habitat yang  berkelanjutan dan perburuan mengancam populasi mereka di alam. Maka dari itu, para peneliti yang  mendeskripsikan kedua spesies tersebut mengusulkan agar keduanya dikategorikan sebagai spesies  terancam punah dalam kategori Rentan,” katanya.

Sumber: Burung Indonesia

Ridha juga menjelaskan, burungbuah satin merupakan spesies baru dengan persebaran sangat  terbatas di Pulau Papua. Burung ini ditemukan dari sebuah ekspedisi ornitologi yang dilaksanakan  pada 2014 dan 2017 di Papua Barat. Temuan dari ekspedisi tersebut menunjukkan, burungbuah  yang terdapat di Pegunungan Kumawa dan Pegunungan Fakfak memiliki perbedaan morfologi dan  genetik dengan spesies burunguah lainnya yang tersebar di Papua.

“Burung tersebut diperkirakan hanya ada pada kedua hutan pegunungan tersebut ditetapkan  sebagai spesies tersendiri,” jelasnya.

Sementara itu, penambahan dua spesies baru adalah kancilan ekor-hitam (Pachycephala melanura)  dan tepus-permata mahkota (Ptilorrhoa geislerorum). Kedua burung ini memiliki persebaran utama  di luar batas Indonesia, namun dari catatan hasil pengamatan terbaru membuktikan bahwa  keduanya juga tersebar di Tanah Air.

Kancilan ekor-hitam memiliki persebaran utama di Australia dan Papua Nugini, kehadirannya di  Indonesia terkonfirmasi melalui catatan pengamatan yang dikumpulkan melalui platform sains  warga (e-Bird) dengan lokasi pengamatan berada di wilayah Pulau Komolom, Papua Barat.

BACA JUGA:  Melihat Burung Maleo Tak Harus ke Banggai, di Palu pun Bisa

Sedangkan untuk tepus-permata mahkota sebelumnya diketahui tersebar terbatas di wilayah Papua Nugini, ternyata tersebar juga sekitar 900 km lebih jauh ke arah barat yaitu di Pulau Yapen, Papua.

“Populasi tepus-permata mahkota di Pulau Yapen diperkirakan terisolasi dari populasi lainnya, sehingga perlu ada penelitian lebih lanjut untuk memastikan kemungkinan divergensi populasinya  sebagai subspesies baru tersendiri,” imbuhnya.

Adanya revisi pada taksonomi burung, khususnya pemecahan taksonomi, juga turut andil dalam  penambahan jumlah spesies burung di Indonesia pada tahun ini. Kangkok ranting (Cuculus optatus),  sikatan tanajampea (Cyornis djampeanus), dan kakatua sumba merupakan tiga spesies yang menambah dalam daftar spesies burung di Indonesia tahun ini setelah mendapatkan predikat  sebagai spesies penuh.

Kangkok ranting dan sikatan tanajampea mendapatkan predikat spesies setelah adanya informasi[1]informasi baru yang membuktikan jika kedua taksa tersebut memiliki perbedaan karakteristik  morfologi dan vokalisasi dengan taksa kangkok himalaya (Cuculus saturatus) dan sikatan bakau (Cyornis rufigastra) yang berkerabat dekat. Sementara itu, perbedaan karakteristik morfologi  menjadi landasan utama pemecahan spesies kakatua sumba dari kakatua-kecil jambul-kuning  (Cacatua sulpurea).

“Ukuran paruh yang lebih besar, sayap dan ekor yang lebih panjang, bulu penutup telinga yang  sebagian besar berwarna jingga pucat, dan jambul panjang berwarna jingga. Kemudian, paruh  individu remaja kakatua sumba lebih gelap dibanding remaja taksa kakatua-kecil jambul-kuning lainnya, sehingga memperkuat dasar pemecahan kakatua sumba sebagai spesies tersendiri,” pungkas Ridha. (adf/*)

TAGGED:animalbiodiversityofficer burungburungburung indonesiamaleopunahsatwa
Share This Article
Facebook Whatsapp Whatsapp LinkedIn Email Copy Link
Previous Article PT Vale akan Bangun Instalasi Pengolahan Air Bersih di Watutela
Next Article Pemburu Kelelawar Hilang di Hutan Bakau, Basarnas Turun Tangan

Berita Terbaru

Pelaku menyiram istrinya dengan bensin pada rekonstruski suami bakar isteri di mapolresta Palu, Kamis (25/9/2025). (©Humas Polresta Palu)
Hukum-Kriminal

Polresta Palu Rekonstruksi Kasus Pembakaran Istri di Palu

25 September, 2025
Kapolres Parigi Moutong, AKBP Hendrawan melhat kondisi siswa yang diduga keracunan setelah mengkonsumsi MBG di SMA Taopa Parigi Moutong, Kamis (25/9/2025)). (©Humas Polres Parimo)
Kesehatan

Polres Parimo Selidiki Dugaan Keracunan Massal MBG di Taopa

25 September, 2025
Kapolda Sulteng, Irjen Pol Agus Nugroho (kiri) saat sidak di SPPG Polda Sulteng di Palu, Kamis (25/9/2025). (©Humas Polda Sulteng)
Kesehatan

Kapolda Sulteng Sidak ke SPPG di Palu

25 September, 2025
Warga memadati arena pasar murah yang digelar dua hari di Lapangan Dispora Kota Palu, Kamis (25/9/2025). (©Prokopim Setda Kota Palu/Jufri)
Bisnis

Pasar Murah Dua Hari di Lapangan Dispora Kota Palu

25 September, 2025
Pengunjukrasa membawa pamplet pada unjukrasa memperingati Hari Tanisonal di gepan kantor Gubernur Sulteng, Selasa (24/9/2025). (©bmzIMAGES/basri marzuki)
Komunitas

Hari Tani Nasional, SP Palu Tuntut Pencabutan UU Cipta Kerja

25 September, 2025

Berita Populer

Foto

10 Pemuda Cetuskan Kawasan Wisata Alam Buntiede di Desa Padende

25 October, 2021

Pelaku Pembunuhan di Taman Ria Akhirnya Ditangkap Polisi

28 July, 2021
Komunitas

Tak Ada Perempuan, Sikola Mombine “Gugat” SK Penetapan Anggota KPID Sulteng

10 January, 2022
Morowali Utara

Perahu Terbalik Dibawa Arus, Seorang Warga masih Dicari

14 December, 2021
Parigi Moutong

Banjir di Sidoan Barat Seret Seorang Warga

3 January, 2022

Logo BeritaPalu.id Akurat dan Terpecaya

Komitmen kami terhadap akurasi, netralitas, keberimbangan, dan penyampaian berita terkini telah membangun kepercayaan dari banyak audiens. Terdepan dengan pembaruan terkini tentang peristiwa, tren, dan dinamika terbaru.
FacebookLike
XFollow
InstagramFollow
YoutubeSubscribe
TelegramFollow
WhatsAppFollow
LinkedInFollow
MediumFollow
QuoraFollow
- Advertisement -
bmzimages.combmzimages.com

Dapatkan Info Terbaru

Masukkan email Anda untuk mendapatkan pemberitahuan artikel baru

Berita Terkait

Sejumlah siswa SD mengikuti program edukasi sampah berbasis 3R oleh PT Vale di Morowali. (©PT Vale Indonesia)
Lingkungan

PT Vale Edukasi Siswa di Morowali Soal Pengelolaan Sampah Berbasis 3R

beritapalu
Pemantauan kualitas air dan udara di lokasi kebocoran pipa minyak di Desa Towuti, Luwu Timur. (©PT Vale Indonesia)
Lingkungan

Hasil Uji Independen: Air dan Udara di Lokasi Kebocoran Pipa Minyak Vale Dinyatakan Aman

beritapalu
Masalah petani sawah tidak hanya pada pola tanam serentak, namun juga kerawanan cuaca sebagai dampak dari perubahan iklim. Angin kencang kerap kali membuat tanaman padi harus dipanen lebih awal. (foto: bmzIMAGES/Basri Marzuki)
Lingkungan

Ini Imbauan BMKG Terkait Anomali Cuaca di Sulawesi Tengah

beritapalu
Sejumlah pengunjung memperhatikan sejumlah video art lintas negara yang dipamerkan di Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (13/9/2025). (©bmzIMAGES/basri marzuki)
Internasional

Pameran Video Art di Palu, Solidaritas atas Alam yang Terus Dirusak

beritapalu
beritapalu.ID
Facebook Twitter Youtube Instagram Linkedin

About US

beritapalu.ID adalah situs berita online berbasis di Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Berlandaskan prinsip-prinsip jurnalisme dan memegang teguh kode etik jurnalistik. Kecepatan memang penting, tapi akurasi pemberitaan jauh lebih penting. Kami berpihak kepada kebenaran dan kemaslahatan orang banyak, kami juga punya persepsi sendiri untuk menerjemahkannya. Tidak semua berita yang disajikan mewakili pikiran kami. 

Managerial
  • Tentang
  • Redaksi
  • Kontak
  • Karir
Kebijakan
  • Disclaimer
  • Kode Perilaku
  • Privacy Policy
  • Kode Etik Jurnalistik
  • Pedoman Media Siber
  • Indeks Berita

Kunjungi kami di

https://bmzimages.com

© 2025 by beritapalu.ID

PT Beritapalu Media Independen
All Rights Reserved.

Copyright © 2025 beritapalu.ID | Published by PT Beritapalu Media Independen | All Rights Reserved
Halaman
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?