PALU, beritapalu.ID | Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Provinsi Sulawesi Tengah dan Tim Pertumbuhan Ekonomi Daerah menyelenggarakan Pelatihan Ekspor dan Business Matching bagi pelaku usaha packing house komoditi durian di Hotel Khas Palu.
Kegiatan ini merupakan langkah strategis untuk mendorong pengembangan ekonomi daerah dengan memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal agar mampu bersaing di pasar global.
Sulawesi Tengah memiliki potensi besar sebagai daerah penghasil durian unggulan. Namun, sebagian besar produknya masih dipasarkan dalam bentuk segar di pasar lokal sehingga nilai tambahnya belum maksimal.
Penandatanganan PKS dan Materi Strategis
Acara diawali dengan sambutan dari Balai Karantina, Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tengah, serta perwakilan Gubernur Sulawesi Tengah. Selanjutnya, dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Balai Karantina, Dinas Pangan, BPR Binarta Luhur, dan beberapa packing house durian.
Peserta menerima materi strategis dari berbagai pihak, antara lain TPAKD Provinsi dan Kabupaten mengenai strategi penguatan ekonomi daerah, Balai Karantina mengenai fasilitasi ekspor, Bank Indonesia tentang pengembangan UMKM ekspor, Bea Cukai mengenai ketentuan kepabeanan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi tentang strategi pemasaran digital, serta pelaku usaha jasa keuangan terkait dukungan pembiayaan dan asuransi ekspor.
Durian Jadi Ikon Ekonomi Kreatif
Gubernur Sulawesi Tengah Anwar Hafid menyampaikan apresiasi dan menegaskan pelatihan ini merupakan kesempatan berharga bagi pelaku usaha durian untuk memperluas wawasan dan jejaring serta meningkatkan kapasitas agar durian Sulteng mampu bersaing di pasar internasional.
“Durian Sulawesi Tengah harus kita dorong menjadi ikon ekonomi kreatif daerah. Selain diekspor dalam bentuk segar, durian juga berpotensi diolah menjadi produk bernilai tambah yang dapat membuka lapangan kerja, menggerakkan UMKM, serta memperkuat branding Sulawesi Tengah di pasar global,” ujarnya.
Kepala OJK Provinsi Sulawesi Tengah Bonny Hardi Putra menegaskan kegiatan ini merupakan bentuk nyata sinergi antara pemerintah daerah, lembaga jasa keuangan, dan pelaku usaha.
“Melalui pelatihan ekspor dan business matching ini, kami ingin memastikan pelaku usaha lokal tidak hanya siap secara teknis, tetapi juga memiliki dukungan akses pembiayaan, pasar, dan ekosistem usaha yang inklusif untuk mendorong ekspor berkelanjutan,” ujarnya. (afd/*)