PALU, beritapalu.ID | Di sebuah studio kecil di Kampung Lere, Kota Palu, Rani dan teman-temannya sedang menyunting video kampanye lingkungan. Di layar laptop mereka, potongan gambar tentang pohon bakau dan anak-anak yang sedang menggambar pemandangan. “Dulu kami harus ke kafe buat upload. Sekarang, Orbit cukup,” katanya sambil tersenyum, menunjuk modem kecil di sudut ruangan.
Cerita Rani bukan satu-satunya. Di Banawa, Kabupaten Donggala, Ardi menjalankan toko daring yang menjual kerajinan bambu buatan ibunya. Ia belajar pemasaran digital dari YouTube, mengatur stok lewat WhatsApp, dan mengirim pesanan ke luar daerahnya. “Kalau sinyal kuat begini, saya bisa live jualan sambil bantu mama di dapur,” ujarnya.
Kisah-kisah seperti ini menjadi bukti bahwa inovasi digital bukan sekadar soal teknologi. Ia soal keberdayaan, dan di Sulawesi Tengah, Telkomsel menjadi salah satu pintu masuknya.
Menurut survei APJII 2023, penetrasi internet di Sulawesi Tengah mencapai 64,44 persen—naik signifikan dari tahun-tahun sebelumnya. Meski masih di bawah rata-rata nasional, lonjakan ini membuka peluang besar, terutama bagi generasi muda yang kini mendominasi demografi lokal. Lebih dari separuh penduduk berusia antara 15 hingga 35 tahun. Mereka tumbuh di tengah pemulihan pasca-bencana, perubahan iklim, dan transformasi sosial yang cepat.
Telkomsel, sebagai penyedia layanan digital terbesar di Indonesia, menghadirkan produk dan layanan yang relevan dengan kebutuhan anak muda Palu. By.U, misalnya, memberi kontrol penuh atas kuota dan layanan digital. Tanpa kontrak, tanpa ribet. Cocok untuk pelajar dan mahasiswa yang hidupnya dinamis dan serba cepat.
Lalu ada Telkomsel Orbit, solusi internet rumah berbasis modem. Di banyak daerah pinggiran, Orbit menjadi jembatan antara keterbatasan dan kreativitas. Ia mendukung pembelajaran daring, produksi konten, bahkan usaha mikro. Di Tondo, komunitas mural menggunakan Orbit untuk mengunggah karya mereka ke media sosial dan menjangkau audiens nasional.
Tak ketinggalan, ekosistem hiburan digital seperti MAXstream dan Dunia Games mendorong tumbuhnya komunitas kreatif lokal. Komunitas film pendek di Palu memanfaatkan MAXstream untuk mendistribusikan karya mereka yang mengangkat budaya Kaili dan narasi lokal. Dunia Games menjadi ruang bagi gamer muda untuk berkompetisi, berjejaring, dan membangun karier di industri e-sports.
Namun, di tengah Langkah maju itu, tantangan tetap ada. Survei EV-DCI 2023 mencatat bahwa 85 persen responden di Sulawesi Tengah mengeluhkan jaringan internet yang tidak stabil, terutama di wilayah pedesaan. Selain itu, hanya 60 persen rumah tangga memiliki perangkat digital memadai. Kesenjangan ini menjadi pengingat bahwa inovasi harus disertai dengan komitmen pemerataan.
Telkomsel menjawab tantangan ini melalui program CSR seperti #SambungkanSenyuman yang diluncurkan saat Ramadan 2025 silam. Di Kota Palu, program ini mencakup pelatihan keterampilan digital untuk perempuan muda, pemeriksaan kesehatan untuk ibu dan balita, serta distribusi paket sembako dan takjil untuk masyarakat prasejahtera. Posko flagship Telkomsel di Lapangan Vatulemo menjadi pusat layanan digital, edukasi teknologi, dan hiburan interaktif bagi warga.
Di tengah semua ini, satu hal menjadi jelas: anak muda di Kota Palu tidak hanya menjadi pengguna teknologi. Mereka adalah pencipta. Mereka adalah pemilik cerita. Mereka adalah agen perubahan.
Dengan sinyal yang menjangkau hingga lembah dan pantai, Telkomsel tak sekadar menghubungkan—ia juga memberdayakan. Dan di era digital ini, konektivitas bukan lagi soal kecepatan, tapi juga soal harapan. (bmz)